“Aku izin jemput Qaiz ke bandara, ya. Mumpung kerjaan aku udah beres.” Sebenarnya Ivy sudah izin semalam kepada Nevan, sahabatnya itu memberi kabar jika dia akan pulang. Qaiz tidak menyuruh Ivy untuk menjemput, tapi ia ingin melakukannya. Untuk menghindari kesalahpahaman Ivy kemabli meminta izin kepada Nevan.Nevan mengenal Qaiz dengan baik, tentu saja sebab Qaiz dulu yang selalu ada untuk Ivy. Ia harus berterimakasih atas jasa lelaki itu. Meski hatinya sedikit tidak rela, ia akhirnya mengangguk. “Tapi kalau udah sampe sana kabarin aku, ya?”Ivy berpose hormat. ”Kalau gitu aku berangkat dulu.”“Eh tunggu dulu,” cegah Nevan. Ia merentangkan tangannya, menunggu Ivy masuk ke dalam dekapannya. Dengan senyum maklum Ivy menghampiri Nevan. Memeluknya erat sampai suaminya puas.“Nanti pulangnya aku jemput ya.”“Kamu tunggu aja di rumah. Kamu kan baru pulih.”Nevan menggeleng. “Pokoknya aku jemput. Aku juga mau ketemu Qaiz.”“Yaudah, tapi kalau cape jangan maksain. Apalagi kalau hujan.” Ivy me
최신 업데이트 : 2025-09-06 더 보기