Akhirnya, dalam hening yang menyebar seperti kabut, Xiao Yue menundukkan kepala. Ia menarik napas panjang, lalu mengangkat wajahnya kembali dengan mata yang tetap bersinar. “Kakak Xiao Leng, aku menyerah.” Suara itu tegas. Tidak bergetar. Bukan karena putus asa, melainkan pengakuan terhadap perbedaan tingkat pemahaman dan kekuatan. Xiao Leng menatapnya, senyum kecil menghiasi wajahnya yang teduh. “Aku akan membuat koreksi terhadap teknikmu, tapi tidak sekarang. Karena aku tidak ingin menunda waktu terlalu lama.” Sebuah janji singkat, namun bernilai tinggi di mata Xiao Yue. Mereka berdua saling memberi hormat, kemudian berjalan meninggalkan arena. Penonton memberikan tepuk tangan yang tidak berlebihan, namun penuh makna. Bukan karena pertarungan yang sengit, tapi karena martabat yang tetap dijaga oleh dua jenius sejati. Begitu kaki mereka menginjak tribun kembali, suara Xiao Hu terdengar, keras dan menggema: “Wang Tian, melawan Xiao Jue!” Arena kembali diam. Semua pandangan ter
Last Updated : 2025-06-09 Read more