Miguel menatap ke arah Afkar dan sempat tertegun sejenak. Sesaat kemudian, di wajahnya muncul senyum sinis penuh ejekan dan penghinaan.Miguel tertawa keras sebelum berkomentar dengan nada penuh olok-olok, "Ternyata kamu juga punya fisik elemen petir ya? Hahaha .... Aku paham sekarang. Jadi, kamu ingin membunuhku karena mau merebut peluang memahami hukum petir, 'kan? Sayangnya, kamu nggak akan bisa melakukannya. Sungguh menyedihkan! Hahaha ....""Oh ya? Kalau begitu, kita buktikan saja!" ucap Afkar. Matanya memancarkan kilatan tajam seperti bintang. Tanpa membuang waktu lagi, dia menerjang ke arah Miguel.Miguel mendengus dingin. Berhubung tidak mau kalah, dia langsung menyongsong Afkar dengan langkah tegas. Setelah menelan Pil Pemulih Agung, rasa sakitnya sedikit mereda. Miguel yakin bahwa dengan kekuatan yang jauh melebihi Afkar, meski tubuhnya penuh luka, dia masih bisa menghabisi lawannya.Bam, bam, bam ....Dalam sekejap, keduanya sudah bertukar beberapa jurus dengan kecepatan lua
Baca selengkapnya