Ekspresi Lana berubah ketika Ratri mengatakan itu. Sorot matanya begitu tajam ketika hatinya terasa membara. Lana merasa, kalau Ratri memang sengaja untuk menantangnya ketika mengatakan hal itu. Sakit? Tentu saja, Yoga dan Ratri sudah berjalan sejauh yang tidak terkira. “Pengakuanku ini pasti membuat Mbak Lana sakit hati, tapi bagaimanapun aku harus jujur. Bukan hanya Mbak Lana yang mencintai Mas Yoga, tapi aku juga. Aku bahkan siap menggantikan posisi Mbak Lana untuk menemaninya.” Untuk sesaat, dua perempuan itu saling tatap dengan penuh permusuhan. Diam-diam, Lana mengepalkan tangannya dan ingin sekali dia menghantamkan kepalan tangannya itu di wajah Ratri. Hanya saja, dia masih menahannya. “Aku tidak percaya karma,” lanjut Ratri. “Karena bagiku, apa pun milik kita yang kita jaga dengan baik, pasti tidak akan hilang dari tangan kita. Pun, dengan orang yang kita cintai.” Lana yang tadinya hanya mematung memikirkan betapa berisiknya isi kepalanya itu akhirnya bersuara, “Kalau begit
Terakhir Diperbarui : 2024-09-03 Baca selengkapnya