“Ya Allah Mbak, yang sabar, ya.” Nama ibu warung itu adalah Ibu Siti. Perempuan paruh baya itu mengelus punggung Lana dengan wajah yang penuh simpati. “Saya benar-benar nggak nyangka kalau dia seperti itu.” “Tolong bantu saya, ya, Bu.” Lana berucap penuh harap. “Ibu yang ada di sini, saya nggak bisa kalau harus terlalu sering datang. Kasihan anak saya kalau saya tinggal terus, Bu.” Lana menatap sekitar dan tidak ada tanda mobil Yoga keluar dari parkiran. “Pasti, Mbak. Saya pasti bantu Mbak Lana. Mbak Lana nggak perlu khawatir. Hanya begitu saja, mah, saya bisa.” Itu adalah janji dari Bu Siti. Lana menatap perempuan itu penuh dengan kelegaan. Satu hal yang dia harapkan, semoga jalan untuk mencari keadilan untuk dirinya sendiri dimudahkan. “Ibu pegang ini.” Lana mengeluarkan uang dari dalam tasnya kemudian memberikan kepada Bu Siti. “Saya nggak minta banyak kok, Bu. Hanya yang saya bilang tadi saja. Dan tolong, semua ini dirahasiakan.” Lana sudah tidak bisa lagi membiarkan perasaann
Last Updated : 2024-08-23 Read more