“Lalu bagaimana, Dok? Sakit sekali ...” ringis Tilly lirih sampai-sampai air matanya mulai menetes karena sakit yang sedari tadi tak berkurang sedikitpun.Sergio menarik bahu Tilly lagi dan memeluknya lagi. Tilly yang sedang menahan sakit, menerima perlakuan itu tanpa banyak protes. Dia merasa nyaman ada tempat bersandar, ada sosok yang menguatkannya.“Saya akan beri obat penghilang sakit dosis yang lebih tinggi. Silakan nanti tebus di apotik,” kata dokter lagi dan menuliskan resep dengan cepat.Setelah diberikan, Sergio memapah Tilly dalam pelukannya untuk berjalan keluar.“Kau tunggu sini, ya. Aku ke apotik di sana,” bisik Sergio seraya mendudukkan Tilly di kursi antrian.“Tidak! Aku ikut. Aku tidak mau sendiri,” rengek Tilly yang merasa tak berdaya dan ketakutan jika Sergio tidak di sampingnya. Dia takut rasa sakit di kepalanya menjadi semakin kuat.“Ya, sudah. Ayo.”Sergio kembali memapah Tilly menuju apotik yang berjarak di ujung koridor.Setelah menebus obat, Sergio juga bergera
Last Updated : 2025-10-10 Read more