Lukas menatap Nadine, istri yang selalu dilindunginya itu, dengan perasaan hampa dan kehilangan di hatinya."Bagaimanapun, kamu seharusnya tidak menyembunyikannya dariku."Menyangkut persoalan ini, Lukas benar-benar kecewa.Setetes air mata jatuh dari mata Nadine, wajahnya tampak sangat sedih."Aku tahu, ini salahku.""Namun, situasinya belum pasti, aku belum bisa memutuskan.""Awalnya aku berniat, menunggu sampai mendapat balasan surat dari Kakak, baru membicarakan semuanya denganmu."Suamiku, jangan benci aku karena ini, ya? Kakak punya Kaisar, Ibu punya lebih dari satu anak, hanya kamu ... kamu satu-satunya yang mencintaiku sepenuh hati.""Hanya kamu yang tidak akan pernah meninggalkanku, 'kan?"Nada suaranya yang memohon membuat hati Lukas luluh.Lukas memalingkan wajah, menatap ke arah lain."Kamu masih Nadine-ku yang dulu?"Apakah dia masih Nadine yang polos dan ceria, yang hanya ada Lukas di matanya?Nadine menjawab dengan yakin."Tentu saja, aku tidak pernah berubah.""Suamiku,
Baca selengkapnya