All Chapters of Aduh Jenderal Tak Tahan: Chapter 1261 - Chapter 1270

Sikap Yohan sudah jelas, "Terima saja. Karena ini adalah hadiah gratis, tidak ada alasan untuk tidak menerimanya."Yohan tidak bisa menyentuh wilayah Kerajaan Puanin, tetapi siapa pun yang jeli akan tahu tanpa pertempuran berdarah tentara Negara Naki, Kerajaan Puanin tidak akan mampu menaklukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari sepenuhnya.Dalam hal ini, Yohan bisa menerimanya dengan senang hati dan bahkan merasa itu kurang.Satu-satunya hal yang Yohan khawatirkan adalah Nabila."Bagaimana menurutmu?" Yohan bertanya padanya.Nabila mengangguk, "Aku juga berpikir begitu."Sambil berbicara, Nabila membuka peta dan langsung membentangkannya di atas kasur. Ketiga kota sudah diberi tanda.Yohan sangat puas setelah membacanya.Akan tetapi, ada satu hal yang membuatnya bingung.Dia menatap Nabila dan bertanya dengan cukup serius."Dari mana kamu mendapatkan begitu banyak peta?"Nabila, 'Bukan itu masalah utamanya, 'kan!?'Kali ini si bungsu merangkak dengan susah payah, lalu langsung meneka

Keesokan harinya, Lukas memberi tahu orang tua dan ibu mertuanya, yang tinggal di kediaman mereka untuk sementara waktu, kalau mereka akan pergi ke Kota Zordo.Setelah Mirna kembali dari Kerajaan Puanin, dia langsung pergi ke Provinsi Zenas.Saat ini berkat Mirna yang merawat Nadine sendiri, wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda sakit lagi."Tidak! Kita tidak bisa membiarkan Nadine pergi ke Kota Zordo!" Mirna sangat menentang hal ini.Saat berperan sebagai pemimpin sementara Kerajaan Puanin, Nadine nyaris jatuh sakit dan teringat masa lalu.Saat ini terlalu berisiko untuk kembali ke Kota Zordo.Mirna tetap tidak setuju.Lukas berada dalam dilema."Tapi aku sudah berjanji pada Nadine. Dia juga sangat merindukan Yang Mulia Ratu. Kalau kita menghentikannya, bukankah dia akan curiga?"Mirna berpikir sejenak sebelum mengusul."Beberapa hari yang lalu banjir melanda wilayah Kota Zordo. Bagaimana kalau kamu beri tahu Nadine sekarang kondisi di sana sedang tidak stabil dan suruh dia pergi k

Hari sudah hampir senja saat kompetisi berakhir.Pemenangnya adalah perkemahan utara kota, mereka menerima hadiah besar dari Kaisar dan Ratu.Setelah hadiah dipindahkan ke perkemahan utara kota, para prajurit bersorak-sorai.Beberapa jenderal dari perkemahan terlihat sangat terhormat dan menyuruh para prajurit untuk terus berjuang.Mereka yang kalah dalam kompetisi hanya ingin membalas rasa malu. Setelah kembali, mereka bertekad untuk berlatih lebih keras dan tidak membiarkan perkemahan utara kota mengalahkan mereka.Inilah tujuan dari kompetisi Nabila.Di istana.Putri Agung dan Nabila tinggal di aula dalam, mereka terus mengobrol."... Ratu, semua yang kamu pilih sangat luar biasa. Aku tidak tahu harus memilih yang mana. Aku benar-benar ingin membawa mereka semua ke istana dan membiarkan mereka menjadi suami secara bergiliran, haha!"Bisa dilihat kalau Putri Agung sangat puas.Nabila berharap Putri Agung bisa memantapkan hati dan memilih suami yang baik."Karena kamu tertarik, besok

Buk!Botol arak itu mengenai dada Vincent.Tidak ada seorang pun yang menyangka Nadine yang selalu diam akan melakukan hal yang mengejutkan seperti itu.Nabila langsung menatap Nadine.Nadine memelototi Vincent dengan dingin.Hal ini membuat Lukas merasa seolah mereka masih berada di Kerajaan Puanin dan Nadine masih menjadi pemimpin kerajaan ....Nadine berkata dengan penuh kebenaran."Kak, tidak kusangka kamu adalah orang yang begitu kejam! Kalau mau menikah lagi, lakukan saja secara terbuka. Apa gunanya menyimpan wanita itu di luar? Apa tanggapan orang lain terhadap Keluarga Feno dan kakak ipar?""Kamu ingin punya reputasi yang baik sebagai suami yang penuh kasih, tapi tidak bisa mengendalikan egomu sendiri! Kalau kamu berada di Kerajaan Puanin, pria sepertimu harus diceraikan!"Ucapan ini bisa kejam dan menohok.Mirna benar-benar tidak menduga hal ini.Hannah juga syok.Vincent mengerutkan kening dan menuduh."Nadine, kamu tidak tahu apa-apa. Lagi pula ini Negara Naki, bukan Kerajaa

Nabila tidak terburu-buru menyuruh Nadine membuat keputusan.Dia memegang tangan Nadine dan berkata dengan hangat."Pertimbangkan dengan baik selama beberapa hari ini di istana. Apa pun pilihan yang kamu buat, aku akan berusaha keras untuk membantumu."Nadine tanpa sadar mengangguk.Lalu dia menatap Nabila lagi dengan tatapan linglung.Dia bertanya dengan mendesak."Sebenarnya semenakutkan apa?""Kalau itu Kakak, apakah kamu mampu menanggungnya?"Tenggorokan Nabila agak tercekat.Memikirkan apa yang Nadine alami saat itu, jantungnya terasa seolah dicengkeram oleh seseorang, perih dan sulit untuk bernapas."Aku tidak bisa membayangkannya karena itu adalah penderitaan yang terjadi padamu dan tidak bisa mengatakan kalau aku mampu menanggungnya dengan lantang.""Tapi aku ingin bilang kamu yang dulu tidak bisa menghadapinya, mungkin saja dirimu yang sekarang punya kekuatan yang berbeda."Seperti yang Nadine lakukan pada Vincent tadi malam.Kalau itu dulu, Nabila tidak akan pernah menyangkan