Semua Bab Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu: Bab 761 - Bab 770

Angka yang tertera di biji dadu adalah 1, 2 dan 9. Artinya kali ini Mahyudin menang di injury time, cukup sekali permainan.Semua uang Jenderal Mamaki ludes..! Bahkan masih kuran membayar kemenangan Mahyudin.Total uang si jendral hanya 650 yen, sedangkan yang harus di bayarkan adalah 750 yen. Jenderal Mamaki bak ada darah lagi di wajahnya.Kekalahan mutlak ini benar-benar bikin dia yang justru bangkrut.“Bagaimana Jenderal…kalau masih ada uang lagi keluarkan, tapi…bayar sisa 100 yen milik aku!” cetus Mahyudin, sekaligus menyindir si jenderal bintang satu ini.Jenderal Mamaki langsung hempas cerutunya dan pergi begitu saja, hatinya makin marah tak terkira saat Mahyudin mengolok-oloknya dan bilang hutang tetap harus di bayar.Kei memusut peluh dingin di wajahnya, wajahnya yang tadi pucat mendadak berdarah lagi.“Kumpulkan semua uang itu Kei, kita langsung pulang.” Bisiknya.Lalu Mahyudin ambil 20 bebat dan…gegerlah di tempat ini, saat Mahyudin minta semua berbaris danKemudian dia pangg

Padahal awalnya dia sudah di atas angin dan hampir menang, tapi di injury time malah keok secara menyakitkan oleh pemuda di depannya dan berjuluk 'Dewa Dadu' ini, pasti si Jenderal Mamaki penasaran, pikirnya.Komandan Horata sendiri bagi Mahyudin sulit di pegang ekornya. “Mental polisi sejati, sulit di pegang ucapannya, hari ini tempe besok tahu busuk,” batin Mahyudin.Sesaat lupa kalau dia sendiri aslinya juga polisi di alam masa depan dengan angkat Komisaris Polisi alias Kompol, atau kalau di tentara sama dengan berpangkat Mayor.Tapi tentu saja Mahyudin yang mapan secara ekonomi tidak bermental begitu, dia malah diam-diam di musuhi para polisi bermental ‘maling dan korup’ di korsp baju coklatnya itu.Komandan Horata tak berlama-lama di rumah sang satria samurai, ngeri sendiri dia melihat penampilan Mahyudin yang di matanya bak hantu samurai saja.Bahkan makin lama Mahyudin selalu pojokan dia...apalagi dia sebenarnya ikut menyerbut pasukan samurai saat berada hutan, di pinggiran kota

“Ano, kamu ikuti Mahyudin San ke rumahnya, silahkan kalian berunding dulu, ini istana kaisar, sudah saatnya aku pulang,” sela Jenderal Okira.Senyum 'aneh' tersungging di bibirnya, seolah-olah si jenderalini sudah tahu kenapa Ano bersikap aneh.Mau tak mau Ano Tanaka pun mengikuti Mahyudin pulang dan si cantik ini terlihat termenung sepanjang jalan di dalam kereta ini.Mahyudin yang heran melihat Ano Tanaka seperti bingung begitu membiarkan saja tidak mengganggunya dengan bertanya di sepanjang jalan.Hanya Kei yang merasa aneh, kenapa Ano Tanaka jadi berubah pendiam sepanjang jalan ini, padahal seingatnya Ano gadis yang ceria.Begitu sampai di rumah, Ano Tanaka menahan tangan Mahyudin dan mengajaknya masuk kamar.“Din, aku mau bicara pribadi!” kata Ano dan Mahyudin mengangguk dan mengajak Ano bicara di kamar itu.Namun sekonyong-konyong Kei datang.“Ee Udin San, Ano, aku izin mau keluar sebentar…soalnya janji mau ketemu Haruka!” sahut Kei dan Ano terkaget-kaget mendengarnya.“Haruka…ne

Putri Irami berkali-kali memusut airmatanya, tangannya seolah tak rela melepas Putri Ako yang sudah di asuhnya saat menemukan dahulu 13 tahunan yang silam dan memeliharanya bak anak kandung.Malam terang bulan ini Putri Ako dan Mahyudin akan pamit dan kembali ke masa depan.“Tenang bundaku yang cantik, penggantiku kini sudah berada dalam perut bunda, 7 atau 8 bulanan lagi dia akan bikin bunda naik darah lagi saban hari dengan kenakalannya yang tak kalah dari aku,” cetus Putri Ako tertawa, tapi matanya berkaca-kaca.Putri Irami sudah berusia 33 tahunan dan dia ada trah dengan keluarga kaisar.“Aku mewakili keluarga besar Hasim Zailani mengucapkan terima kasih yang tak terhingga buat keluarga besar Jenderal Okira Hokira dan yang mulia Putri Irami,” sela Mahyudin.Mahyudin lalu membungkukan tubuhnya dalam-dalam dan di balas sang jenderal ini dengan istrinya.Jenderal Okira lalu memeluk Mahyudin dan Putri Ako dengan erat.Mahyudin kini dekati Kei Tanaka dan Akai Kawasaki, kedua orang ini d

Prem dan Ange menatap Mahyudin dan Putri Ako yang terlihat bicara ‘intim’ berdua, hari ini setelah satu malam nginap, Prem dan Ange serta anak-anaknya, termasuk Putri Ako akan kembali pulang ke Jakarta.“Masih butuh waktu, Putri Ako sifatnya masih kekanak-kanakan. Rupanya ortu angkatnya Jenderal Okira dan Putri Irami selama ini sangat memanjakannya, hingga kelakuannya begitu,” kata Ange perlahan ke suaminya.“Iya Mi, beda banget dengan mami dulu yang mandiri dan dewasa, si Putri Ako bak anti tesa mami ,” sahut Prem dan keduanya tetap sabar melihat ulah putri mereka yang terlihat ngotot-ngototan dengan Mahyudin.Ange dan Prem senyam-senyum saja melihat dua sepupu yang sepintas sanga serasi itu ngobrol berdua. Mereka seolah melihat kelakuan diri sendiri saat muda, menyaksikan keduanya kadang bicara serius kadang adu argumen berdua. Tapi si pemuda tampan brewokan ini tetap sabar dan tidak membantah, iya-iya saja. Mahyudin mulai paham, hadapi di cantik manja ini, dia kudu sabar!“Ingat ya