Langit siang di atas rooftop SMA Galaksi tidak biru. Awan kelabu menggantung berat, seperti meniru perasaan seseorang yang kini duduk di pojok, bersandar pada dinding beton yang dingin. Sagara menunduk. Jemarinya mencengkeram rambutnya sendiri, napasnya berat dan tidak teratur. Seragamnya kusut, dasi longgar menggantung tak berguna. Blazer-nya terbuka lebar, dan keringat dingin mengalir dari pelipis. Hanya suara desiran angin yang menyapa, membawa bisikan samar dari kelas-kelas yang jauh di bawah sana. Di dekatnya, Kenzo duduk memeluk lutut. Sedangkan Danish bersandar pada pagar pembatas, menatap langit sambil mengatupkan rahangnya erat. "Gue... gue gila ya, Ken. Gue goblok banget, Dan. Lo liat sendiri tadi, kan? Viana ngomong kayak gitu di depan semua orang." Suara Sagara pecah, serak, seperti sedang menahan sesuatu yang terlalu besar di dadanya. "Dan dia bener. Semua yang dia bilang, bener.” Kenzo menoleh pelan. Matanya memerah. “Nggak, Gar. Nggak bener semua itu.” Sagara t
Last Updated : 2025-07-23 Read more