(POV Kenzie) "Tunggu dulu, Pak!" Zea menahan langkahku, saat bibirku hampir menyentuh bibirnya. Detik-detik yang seharusnya penuh gairah, kini terasa menggantung. Ah, kebiasaan dia ini, selalu jual mahal. "Apa lagi? Kamu nggak boleh menolak lho, Zea. Ini kan sudah kesepakatan kita." Tanpa menunggu jawaban, aku menggendongnya, membawanya ke ranjang. Namun, saat tubuhnya terbaring lembut di kasur, mataku membulat tak percaya. Bunda terbaring di sana, matanya terpejam dalam tidur lelap. "Lho, kok Bunda ada di sini, Zea?" Rasa kecewa memenuhi dada. Jika Bunda ada di sini, rencana indahku pasti gagal. Aku tak mau! "Iya, Pak. Itulah yang ingin kusampaikan tadi. Bunda ada di sini." "Tapi kenapa bisa?" Aku butuh penjelasan, jawaban yang masuk akal. "Jangan bilang kamu sengaja meminta Bunda ke kamarmu, supaya kita nggak jadi bercinta, kan??" Ini pasti strategi Zea, memanfaatkan kebaikan Bunda untuk menggagalkan niatku. Aku tahu itu, tapi aku tak mudah menyerah. "Bapak jangan
Huling Na-update : 2025-05-15 Magbasa pa