Sebelum aku sempat melawan, dengan gerakan cepat dan tiba-tiba, bibirnya sudah menempel di bibirku.Ciumannya kasar, penuh paksaan, menghantamku dengan brutal. Aku tersentak kaget, mataku membulat sempurna.Tanganku secara naluriah menyentuh dadanya, ingin mendorongnya menjauh. Namun, aku terlalu lambat. Dia lebih kuat, lebih cepat, gerakannya seperti kilat. Dan sebelum aku bisa bereaksi lebih lanjut, pakaianku sudah setengah terlepas, tubuhku terpapar di hadapannya.Aku pun akhirnya pasrah. Rasa tak berdaya mencengkeramku. Aku menutup mata, menunggu hal yang tak ingin kuhadapi. Mungkin, ini sudah saatnya… aku dan Pak Kenzie...."Aaaww!!" Tiba-tiba dia meringis kesakitan, suaranya tertahan. Ciumannya terhenti dengan mendadak."Kenapa, Pak?" tanyaku bingung. Aku sama sekali tidak menggigit bibirnya atau melakukan tindakan kasar yang lain, tapi kenapa dia justru kesakitan?"Keluarlah dulu, Zea, dan pakai lagi pakaianmu." Pak Kenzie membukakan pintu
Terakhir Diperbarui : 2025-05-21 Baca selengkapnya