"Ya udah, Mas aja yang Tere pijat," katanya karena tak ingin Zidan terus memijatnya. "Nggak masalah sih, sebenarnya kita bisa saling pijatkan? Maksudnya saling bergantian," ujar Zidan. "Nggak usah, Tere nggak bisa dipijat," tolak Tere. Zidan pun menatapnya dengan serius, tapi Tere memilih untuk menatap arah lainnya. "Baiklah," Zidan pun kembali berbaring telentang menatap Tere, menunggu pijatan. Katanya menunggu pijatan, padahal ada modus yang lain yang ingin dia jalankan. Dasar otak Zidan tidak beres, tapi bagaimana pun juga dia adalah pria normal. "Mas, harusnya kan tengkurep," kata Tere. "Kan depan dulu, kemudian belakang." Jika bisa berteriak Tere ingin sekali berteriak keras karena ulah Zidan. Bahkan dia bingung kenapa bisa Zidan memintanya untuk memijat. Dia langsung memegang kulit Zidan yang biasanya masih berlapis pakaian, kini tidak sama sekali, dada pria itu terlihat sangat indah. Sial. Kenapa dia jadi begini? "Mas, tengkurep aja ya," pintanya.
Terakhir Diperbarui : 2025-05-30 Baca selengkapnya