Bara duduk di sofa panjang di ruang kerja, jasnya tergantung di balik kursi, kancing kemejanya terbuka satu. Tatapannya kosong, seperti seseorang yang baru saja kehilangan arah, tapi tetap dipaksa untuk melanjutkan perjalanan.Dalam hati, ia tahu ia tak bisa berlama-lama larut. Tapi kesedihan itu seperti genangan lumpur yang menahan pergelangan kaki—tak terlihat dalam, tapi cukup kuat untuk membuatnya tak bergerak.Ditinggal Cheryl rasanya sakit, jauh lebih sakit dari yang pernah Bara bayangkan. Saat Cheryl pergi, ia memang tidak membawa apa-apa—selain seluruh rasa percaya Bara yang telah susah payah dibangunnya.Dan, suara itu muncul lagi dalam benaknya. Suara Cheryl.“Jadi hal yang mendesak dan penting bagimu saat ini adalah Baby?”Nada suara Cheryl waktu itu tajam, menyayat. Bara mengerjapkan mata. Bahkan sekarang pun, pertanyaan itu masih terasa seperti cakar dingin yang menyayat dinding kesadarannya.Saat itu, ia tak bisa menampik bahwa Baby terasa lebih penting. Kondisi mental B
Last Updated : 2025-06-22 Read more