Bara mendorong kursi roda Baby perlahan menyusuri koridor menuju area drop-off rumah sakit. Suasana malam terasa sejuk, lampu-lampu taman menyala lembut, menyisakan bayangan tenang di sepanjang jalan. Di belakang mereka, Sofyan berjalan dengan jarak terjaga, seperti bayangan setia yang tak pernah absen mendampingi.“Mas,” suara Baby terdengar ringan seperti biasanya, “kalau aku tiba-tiba kabur ke luar negeri, Mas bakal nyusul atau malah lega?”Bara melirik sebentar ke arah gadis itu, bibirnya membentuk garis tipis. “Tergantung kamu kaburnya ke mana.”“Ke ujung dunia.”“Ya udah. Sekalian aja aku kirimin kamu peta, jaga-jaga kalau google map nggak aktif di sana.”Baby tertawa pelan, matanya berbinar meskipun wajahnya agak pucat. “Gitu doang? Nggak drama dikit gitu, ‘jangan pergi, Baby… aku nggak bisa hidup tanpamu!’”“Kalau kamu nunggu kalimat kayak gitu dari aku,” Bara tertawa kecil, “kamu bisa tua duluan.”Baby ikut tertawa. “Iya juga sih. Kamu tuh emang nggak pernah berubah, Mas. Se
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya