All Chapters of 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan : Chapter 141 - Chapter 150

Having you is a hallucinations. You are the real object but I feel a mirage—Agent Chandra Maulana, 2 Billion Dollars.Tidak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bukankah semua yang terjadi di dunia ini sudah tertulis di kitab Tuhan semesta alam?Aldebaran memandangi Audreana yang berdiri di samping Fauzan. Audreana memakai blazer hitam dipadu dengan celana bahan berwarna senada. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan bebas."Kamu nggak kenal aku?" tanya Aldebaran, lembut. Seketika itu juga, semua orang terperangah pada sikap The King yang melunak saat berhadapan dengan wanita cantik. Namun, pria mana yang bisa menolak pesona Audreana Ivy?Audreana kebingungan. Manik mata indahnya menatap Aldebaran. Dalam keadaan bingung, dia bertanya, "Maaf, Tuan. Anda mengenal saya?""Apa kamu nggak mengenaliku? Lihat aku baik-baik!"Audreana menatap Aldebaran lekat-lekat. Dia berpikir, 'Dia ... pria tampan yang nyaris sempurna! Pria setampan dia kok bisa mengenali aku yang bukan

"Kasih aku bukti!" pinta Sultan."Bukti? Ya ... ya ... aku punya bukti akurat untuk kamu." Raga meraih ponselnya di atas meja kerja Sultan. "Lihatlah baik-baik, Sultan!"Raga memperlihatkan foto seorang gadis cantik berambut panjang kecoklatan. Gadis tersebut berada di sebuah mobil. Kedua tangannya terikat. Sementara mulut dibekap menggunakan kain berwarna putih. Gadis itu menutup kedua matanya dan bersandar di kursi penumpang mobil bagian belakang.Senyum puas terlihat di bibir Raga. 'Rasain kamu, Sultan. Itu foto anak buah Ezra. Mereka berhasil menculik Zoya tadi pagi. Tapi tanpa sepengatahuan kamu, bodyguard Zoya udah berhasil menyelamatkan gadis sialan itu,' ujar Raga di dalam hati."Sial! Apa yang kamu lakukan padanya?!Kenapa kamu tega menyakiti keponakan sendiri, Raga?!"Brakkk!Raga menggebrak meja dengan kedua mata melotot, menatap Sultan yang juga sedangmenatapnya. Raga berkata, "Ayo ulangi perkataan kamu barusan satu lagi! Hah! Aku bener-bener benci mendengarnya!" Raga

"Hahaha ...." Aldebaran mengatur posisi senjata api dan peredam suaranya. "Agen Rini udah di posisinya?""Ya, Tuan. Saya sudah memberikan kode padanya," jawab Lingling."Oke. Dalam lima ke depan, aku akanmelenyapkan kedua orang itu," ujar Aldebaran.Aldebaran menutup panggilan telepon.Dor!Dengan perhitungan Aldebaran yang tepat, satu amunisi berhasil masuk melalui kaca jendela ruang kerja Sultan yang terbuka lebar. Aldebaran melihat tubuh Raga yang membelakanginya sempat memegang meja sebelum akhirnya ambruk.Dor!10 detik setelah tembakan pertama tadi, Aldebaran melepaskan amunisi ke-2. Targetnya adalah pria asing yang berdiri di sebelah Sultan.Dalam sekejap, Aldebaran berhasil menghabisi nyawa dua orang sekaligus. Dia tersenyum penuh kemenangan."Satu lagi, pengkhianat keluarga Alexander mati di tanganku!"Senyum Aldebaran lenyap saat merasakan getaran ponselnya. Sambil berjalan masuk ke gedung tua, dia menerima panggilan masuk."Ya?" Aldebaran mulai menuruni anak tangga me

Aldebaran berjalan menyusuri jalan berblokbersama dengan Jordan dan Andrew. Sedangkan Felix berjalan di belakangnya.Setelah menerima telepon darurat dari Rini, Felix segera menyusul langkah Aldebaran. Dia ingin memberitahukan kejadian di ruangan Sultan."Tuan Kells!" panggil Felix.Aldebaran menoleh dan melihat raut wajah Felix yang cemas. Dia bertanya, "Kenapa?""Telah terjadi sesuatu di luar dugaan kita, Tuan," jawab Felix sambil mengikuti langkah kaki Aldebaran.Aldebaran menghentikan langkah, begitu pula dengan kedua anak buahnya."Ada apa?!" tanya Aldebaran, tidak sabar. "Agent Rini telepon. Dia sudah menghabisi semua anak buah Tuan Raga. Ketika dia mencari kartu akses untuk masuk ke ruangan Tuan Sultan, terdengar suara erangan kesakitan. Tapi, dia nggak bisa melihat dengan jelas siapa yang mengerang," jelas Felix sambil menatap tuannya. "Agent Rini cuma lihat samar-samar dari kaca ada dua pria yang tergeletak di lantai. Salah satunya sedang sekarat dan satunya lagi udah mat

Setelah berbelok ke kiri, El berjalan dengan cepat. Dia menoleh ke setiap sisi, mencari keberadaan dua pengkhianat sekaligus dua orang anak buahnya. El berjalan sambil terus berbicara dengan Aldebaran di telepon."El, kamu di mana sekarang?" tanya Aldebaran."Saya sedang mengikuti jejak darah yang berceceran di tanah, Tuan," jawab El.El berpikir, kemungkinan Ezra dan Fernando bersembunyi di antara mobil dinas yang terparkir rapi.Aldebaran berkata, "Temukan Ezra dan Fernando secepatnya sebelum mereka menemukan tempat persembunyian Nona Zoya!""Ya, Tuan. Kami udah pasang alat rekam suara dan alat pelacak di balik jaket Fernando."El berusaha menjelaskan Aldebaran tentang alat kecil berbentuk bulat yang terpasang di balik jaket Fernando. "Tapi karena sinyal buruk, saya kehilangan jejak mereka," lanjut El."Jangan lengah dan terus cari!" perintah Aldebaran. "Aku akan pergi ke tempat Nona Zoya sama Felix," kata Aldebaran selanjutnya."Berdua aja? Jordan dan Andrew mana, Tuan?" tanya E