Suara debur ombak di pantai terdengar menghantam bebatuan karang. Dr. Alessandro, atau yang biasa dipanggil Dr. Ale, duduk di atas pasir, memandangi cakrawala yang mulai memerah.Matanya nanar, pikirannya melayang entah ke mana. Sejak kegagalan pernikahannya, hidupnya seperti kehilangan makna. Hampir setiap hari ia meninggalkan rumah, menghindari tatapan iba dari kedua orang tuanya. Hari ini, seperti biasa, ia memilih menghabiskan waktu di pantai hingga larut malam.Sementara itu, di rumah, kedua orang tuanya tak henti-hentinya mengkhawatirkan putra sulung mereka. Sang ibu, Bu Sofia mondar-mandir di ruang tamu, sesekali menghela napas berat. “Pak, sampai kapan Ale akan seperti ini? Mamah nggak kuat lihat dia tersiksa begini terus,” ujar Bu Sofia sambil duduk di sofa.Pak Maximus, ayah Ale, mengangguk pelan. “Kita harus sabar, Bu. Luka seperti ini butuh waktu untuk sembuh. Yang penting, kita tetap ada untuk dia.”Percakapan mereka terhenti saat pintu rumah terbuka. Severus, adik Ale,
Terakhir Diperbarui : 2025-04-22 Baca selengkapnya