Di sebuah tempat yang jauh dari Lembah Pakisan, tepatnya di jantung Hutan Sawo Alas yang lebat dan beraroma tanah lembap, berdiri sebuah rumah kayu sederhana berbentuk panggung. Rumah itu tidaklah mewah, apalagi megah seperti istana. Tiang-tiang kayunya yang berwarna cokelat tua menopang lantai yang terbuat dari papan jati kasar, tampak sudah dipoles berulang kali hingga mengilap. Atapnya terbuat dari daun ijuk kering, sebagian sudah basah akibat sering terkena hujan. Dari kejauhan, rumah itu terlihat menyatu dengan alam. Jendela-jendela kayunya berbingkai ukiran sederhana bergaya arsitektur China kuno, lengkungan halus dan pahatan bunga peony yang tak begitu rapi, tanda bahwa rumah itu dibangun bukan oleh tangan seniman istana, melainkan tangan ayah yang sekadar ingin membuat tempat berteduh bagi keluarganya. Di bagian depan, ada beranda kecil dengan pagar bambu rendah yang mulai berderit jika diinjak, seakan ikut bernapas bersama hembusan angin. Di beranda rumah itulah, tiga sos
최신 업데이트 : 2025-08-22 더 보기