Vivian menatap Gavi, Raka, dan Kinara bergantian. Wajah mereka pucat, mata mereka memancarkan ketakutan. Keraguan yang selama ini ia rasakan, kini berubah menjadi keyakinan. Ia tahu, ada rahasia besar yang mereka sembunyikan. “Gavi, Raka, Kinara... apa yang kalian sembunyikan?” tanya Vivian, suaranya bergetar.Raka menghela napas panjang. Ia tahu, inilah saatnya. Ia menatap Vivian, lalu ia menatap Kinara. “Vivian... duduklah,” ucap Raka, suaranya terdengar lembut. Raka, Kinara, dan Gavi duduk di kursi tunggu. Vivian juga duduk, menanti jawaban.Raka memulai ceritanya. Ia menceritakan bagaimana ia dan Kinara sangat ingin memiliki anak, tapi Raka divonis tidak bisa punya anak. Raka menceritakan bagaimana ia, yang saat itu diliputi keputusasaan, meminta bantuan Gavi. “Aku... aku meminta Gavi untuk mendonorkan spermanya. Aku... aku hanya ingin Kinara bahagia. Aku... aku hanya ingin punya anak dengan Kinara,” ucap Raka, air matanya mengalir.Kinara yang mendengar cerita Raka, memegang tang
Terakhir Diperbarui : 2025-10-27 Baca selengkapnya