All Chapters of Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan: Chapter 41 - Chapter 50

Seperti permintaan Kinara, Gavi pun segera bangkit dari duduknya. Kini mereka sedang berdiri berhadapan dengan Kinara yang masih menunggu jawaban dari pria di hadapannya itu.“Aku akan segera pindah dari sini, Kin. Apartemenku sudah selesai direnovasi, jadi kupikir ... akan lebih baik jika aku kembali dan tidak mengganggu hidupmu lagi,” ujar Gavi sambil memaksakan senyumnya.“Gavi, aku tidak bermaksud untuk ....”“Aku mengerti, kamu tidak perlu menjelaskan apa pun. Sekarang kamu bisa menjalani hidupmu dengan lebih baik tanpa gangguan dariku, maaf ya jika selama ini aku sudah merepotkan kalian,” lanjut Gavi dengan terkekeh pelan mencoba menyembunyikan air mata yang hampir saja jatuh.Kinara merasa bersalah karena selama ini ia selalu menjadikan pria itu pelampiasan akan kesedihannya, ia semakin merasa kehilangan karena pria itulah yang selama ini ada untuknya, menemani dan menghiburnya saat yang lain membuatnya terluka.“Gav ... aku ....”Tanpa Gavi duga, Kinara menghampirinya la

Kinara merasa tercengang dengan lamaran Gavi yang tiba-tiba padanya, sungguh ia tak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun saat ini. Ia masih ingin menyembuhkan luka di hatinya, tapi Gavi malah membuatnya terkejut dengan lamarannya yang tak terduga.Kinara menarik perlahan tangannya, lantas berdiri dan memunggungi Gavi. “Aku tidak ingin main-main dengan hubungan percintaan apalagi bertunangan. Kamu tahu aku baru saja putus dengan Raka tapi kamu malah ....”“Aku tahu,” potong Gavi cepat sambil berjalan menghampiri Kinara. “Justru itu aku ingin menyembuhkan hatimu, tolong izinkan aku untuk membantumu kembali percaya akan cinta,” pintanya sambil memutar tubuh Kinara agar menghadapnya.Kinara menggeleng dengan cepat. “Tidak, aku tidak bisa menerimanya. Maafkan aku, aku tidak ingin membuat seorang pria tidak bersalah menjadi korban pelarian cintaku.”“Tapi aku bersedia, Kin. Aku bersedia menjadi apa pun untukmu, aku bersedia menjadi lelaki yang selalu ada untukmu,” ucap Gavi dengan t

Kinara menginjakkan kaki kembali untuk kesekian kalinya di rumah keluarga Alvareza, sungguh berat rasanya menerima permintaan Bu Kamila agar ia mau menemui Raka yang tengah sakit. Namun hati kecilnya tak bisa berbohong, Kinara merasa khawatir pada mantan kekasih yang telah menyakiti hatinya itu.Pintu terbuka saat Kinara usai memencet bel rumah tersebut, pembantu rumah tangga mengantarnya untuk bertemu dengan Bu Kamila dan Pak Rangga yang sudah menunggunya sedari tadi di ruang tamu. Mereka berdua berdiri bersamaan saat Kinara menghampiri untuk memberikan salam, Bu Kamila pun langsung memeluk Kinara dan menangis sambil menceritakan bagaimana keadaan Raka selama ini setelah Kinara memutuskan hubungan mereka.Kinara mendengarkan dengan penuh perhatian, lantas berusaha menenangkan kedua orang tua Raka itu dan berjanji bahwa ia akan berusaha untuk berbicara pada Raka agar pria itu mau makan kembali sehingga tidak membuat orang tuanya khawatir lagi.“Terima kasih, Nak. Kami berharap Raka

Kinara merasa terkejut dengan kedatangan seseorang yang kini sudah duduk manis di sofa dalam kamarnya, pria itu duduk dengan santainya seolah ia sudah benar-benar pulih dari sakitnya kemarin.“Ada perlu apa sampai harus kemari sepagi ini? Apa kamu sudah benar-benar sembuh?” cecar Kinara tak sabaran.Pria itu hanya mengulas senyum manisnya mendengar ada nada khawatir saat Kinara mencecarnya dengan rentetan pertanyaan itu.Merasa terlalu berlebihan, Kinara pun meminta maaf dan izin untuk mengobrol sambil menghabiskan makanannya.“Aku kemari karena terlalu merindukanmu, Kinara. Aku tidak sabar untuk segera bertemu denganmu, hal itu membuatku bisa cepat sembuh,” tutur Raka dengan lembut.Kinara sedikit salah tingkah dengan ucapan Raka padanya, karena jujur saja ia pun merasakan hal yang sama namun hatinya tak ingin mengakui. Sehingga ia memilih untuk mengganti topik pembicaraan mereka. “Apa kamu tidak ingin aku ambilkan makan, minum atau yang la—““Tidak perlu, aku kemari hanya ingi

Di sebuah hamparan padang rumput yang luas, Kinara membuka mata dan mendapati Davian tengah memandanginya dengan senyuman manis yang sangat ia rindukan. Wanita itu pun lantas bangun dan duduk di samping kekasihnya itu, ia balas tersenyum lalu mereka berpelukan saling melepaskan rindu satu sama lain. “Sayang, aku begitu merindukanmu ... mengapa baru sekarang kamu menemuiku lagi?” tanya Kinara tanpa melepas pelukan mereka.Mendengar pertanyaan dari wanita yang sangat dicintai, membuat Davian tersenyum. “Aku selalu berada di dekatmu, Sayang ... memperhatikan setiap langkahmu. Maaf jika aku baru menemuimu sekarang, ini kulakukan karena ada satu hal penting yang ingin kusampaikan.”Kinara melepas perlahan pelukan mereka, ia pun menatap wajah sang kekasih dengan serius. “Memang ada apa?”Davian tersenyum kembali sambil mengelus rambut panjang Kinara dengan lembut. “Sayang, kamu tahu bahwa kita sudah tidak bisa bersama lagi di dunia, aku harap kamu sudah benar-benar merelakan kepergiank