“Daddy, kapan aku diperbolehkan menembak?” tanya Aiden pada ayahnya yang sedang berlatih fisik di ruang latihan lantai empat mansion milik Luciano itu.Lelaki yang sedang berlari kecil di atas treadmill pun menoleh.“Setelah kita kembali ke Italia, Daddy akan mengajarkanmu banyak hal,” ucap Damian yang sudah berkeringat.“Yeeeaaayyyy!” seru Aiden.Malam itu setelah Aiden makan malam, dia diajak oleh Damian menemaninya latihan fisik. Besok dia akan hadir di tengah para petinggi dunia mafia setelah lama tidak bergabung. Jadi Damian harus tampil dengan maksimal tanpa menunjukkan cacatnya sedikitpun.Menit terus berlalu. Aiden yang awalnya menjadi pemandu sorak, kini pria kecil itu tergeletak di atas kursi empuk dengan mata terpejam.Damian terkekeh ringan. “Sebentar lagi ya, Sayang.”Keringat membasahi keningnya, rambutnya menempel acak. Tangan kirinya menggenggam bar besi untuk menjaga keseimbangan, sementara kaki palsu di kaki kanan diuji ketahanannya dengan latihan beban.Dirasa sudah
Terakhir Diperbarui : 2025-07-27 Baca selengkapnya