Sosok itu tertawa kecil. "Jangan khawatir. Kami punya cara untuk membuat mereka bicara."Yadi terdiam, merasa ada sesuatu yang salah. Tapi sebelum ia sempat berkata apa-apa, sosok itu melangkah maju, memperlihatkan wajahnya."Rodres ...," bisik Yadi, matanya melebar.Rodres tersenyum dingin. "Kamu sudah melakukan tugasmu, Yadi. Tapi sekarang, waktumu sudah habis."Farhan menatap layar laptop di depannya dengan ekspresi serius. Di sebelahnya, Arman duduk sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Di layar, terlihat data-data yang dulu milik Ratna, istri Arman, yang kini menjadi senjata utama mereka melawan organisasi bayangan pimpinan Rodres."Han, kita harus bergerak cepat," kata Arman, memecahkan keheningan. "Mereka pasti sudah tahu kita punya data ini. Tunggu sebentar saja, mereka akan mulai mengejar kita."Farhan mengangguk sambil menutup laptopnya. "Aku tahu, Man. Karena itu, kita nggak bisa simpan data ini terus-menerus. Kit
Terakhir Diperbarui : 2025-05-13 Baca selengkapnya