Meja berisi tiga orang tersebut terasa hening sejenak. Juan dan Daehan sempat saling pandang dengan tanpa ekspresi, dua-duanya bermimik datar saja. Intana mengatupkan bibir dengan tatapan pada dua lelaki bergantian. "Emm... kenalkan.... Eh, kalian masing-masing saling berkenalanlah." Intana berbicara dengan bingung sendiri. Tidak tahu siapa dulu yang mesti dia sebutkan. Juan, lelaki yang dia bawa sebagai wakil pemilik tanah yang akan diajak negosiasi, atau Daehan, partner kerja, mantan tunang, atau pun saudar juga. Namun, Juan adalah suaminya. Entahlah! “Saya Juan.” Tiba-tiba Juan bersuara. Intana tidak menyangka, padahal di sini harusnya Daehan yang lebih dulu mengenalkan. Secara yang butuh dan sedang membujuk untuk membeli tanah. Sebab merasa lebih muda, Juan memilih memulai. Dia sambil mengulurkan tangan lebarnya. Bagaimanapun, Daehan adalah dipihak Intana. Tidak salahnya bersikap ramah pada sirkel istrinya. “Daehan.” Daehan segera menyambut dan mereka juga berjabata
Terakhir Diperbarui : 2025-09-21 Baca selengkapnya