Perlahan, kelopak matanya terbuka. Cahaya samar menembus masuk, menusuk penglihatannya yang kabur. Saat pandangannya mulai menyesuaikan, ia mendapati langit-langit kamar yang tak asing kayu tua berukir halus, warna cokelat kelam yang telah lama ia kenali. Tirai jendela dibiarkan setengah terbuka, membiarkan cahaya keperakan fajar merayap masuk, jatuh ke lantai batu yang dingin. Di sudut ruangan, meja kayu dipenuhi gulungan perban, cawan logam, dan sebotol cairan berwarna gelap. Aroma khas ruangan itu campuran kayu, rempah, dan sedikit bau obat segera memenuhi kesadarannya. Di kejauhan, suara burung-burung pagi terdengar samar, seperti dunia di luar sedang melanjutkan hidupnya tanpa menunggu siapa pun. Ia ada di kamar miliknya. Di kediaman Silvercrest. Tubuhnya serasa terbakar. Tepat saat kesadarannya kembali utuh, rasa nyeri datang seperti ombak, menghantam setiap sarafnya. Ia mengerang pelan, merasakan luka di bahunya, dada yang tertusuk nyeri, dan yan
Last Updated : 2025-05-07 Read more