Ada keterkejutan dalam mata cokelat muda sang permaisuri.Arjuna tidak mengerti mengapa sang permaisuri terkejut."Ini sudah merupakan tugasku, Yang Mulia. Anda tidak perlu berterima kasih. Silakan makan.""Tunggu!"Tabib Tumar berlari mendekat, mencoba makanan satu per satu dengan jarum perak. Setelah memastikan makanannya tidak beracun, dia berkata, "Yang Mulia boleh makan dengan tenang.""Makan, makan!"Arjuna menyingsingkan lengan bajunya dengan tidak sabar. Sejujurnya, dia sudah sangat lapar.Arjuna, yang menyingsingkan lengan bajunya lalu menundukkan kepala, tiba-tiba tertegun.Di mana sendok?Mengapa dia tidak melihat sendok?Tepat ketika Arjuna sedang mencari sendok, sang permaisuri di sampingnya telah mengambil sehelai daun hijau. Dia mengambil sedikit nasi dan beberapa jenis lauk dengan tangannya, meletakkannya di atas daun, menggulungnya, kemudian menyerahkannya ke mulut Arjuna dengan kedua tangan."Yang Mulia, silakan makan."Arjuna tidak bereaksi untuk beberapa saat."Yang
Read more