Semua Bab Sang Menantu Perkasa: Bab 761 - Bab 770

"Sebelum mengusir para pemberontak, para pelajar harus berhenti mengikuti kelas. Semuanya harus memasak untuk para prajurit di barak!"Memasak untuk para prajurit?!Perkataan Arjuna bagaikan bom yang meledakkan para pelajar.Mereka berbisik. Orang yang lebih berani mulai menyudutkan Arjuna."Tangan kami digunakan untuk membuka buku orang bijak, bagaimana boleh melakukan hal kotor dan rendahan seperti memasak?""Para pemberontak akan segera datang, seluruh penduduk kota sedang berperang melawan para pemberontak. Kalian para pelajar biasanya menikmati segala macam perlakuan kelas atas, tapi kalian malah tidak mau membantu pada saat ini?"Pertanyaan para pelajar itu membangkitkan kemarahan Galang.Para kaum pelajar busuk hanya tahu sok pintar dan nyinyir, tapi tetap harus makan enak, minum enak. Bahkan istana harus secara rutin mencarikan istri dan selir berkualitas untuk melayani mereka.Meskipun pria biasa lainnya akan diberi penghargaan oleh istana karena memiliki beberapa istri, pajak

Setelah mendengarkan analisis Arjuna, Ardian mengangguk, menunjukkan bahwa dia setuju dengan pernyataan Arjuna."Arjuna, analisismu benar. Raja Seraphon mau cepat, tapi kenapa hanya tiga puluh ribu orang? Bagaimana dengan tujuh puluh ribu orang lainnya?" Galang bingung."Mungkin Raja Seraphon mengira menyerang Kota Perai akan semudah menyerang Kota Tamanjati?" kata Mossen dari korps pertama Pasukan Patroli.Saat menyerang Kota Tamanjati, Raja Seraphon hanya menggunakan tiga ribu orang. Kurang dari sehari, mereka sudah berhasil menyerang Kota Tamanjati.Sepuluh ribu Pasukan Pertahanan Kota Tamanjati melarikan diri setelah pertempuran."Huh!" Eshan mendengus pelan. Tatapannya penuh dengan tekad dan tajam. "Dia pikir semua orang sama seperti para pengecut di Kota Tamanjati? Jika Raja Seraphon berani berpikir seperti itu, biarkan dia coba saja."Eshan tidak bisa bermain trik, sangat dirugikan menjadi kepala daerah. Akan tetapi, dia sangat pandai dalam melatih prajurit.Selain itu, dia juga

Ketapel tidak perlu seakurat panah, karena jangkauan serangan ketapel adalah tembok kota atau menara.Tujuannya untuk mencegah musuh berdiri di menara guna melakukan serangan balik."Gawat!" teriak Arjuna. "Ketapel pemberontak Kota Teratai akan mulai menembak. Semuanya telungkup!"Sebelum suara Arjuna benar-benar terlontar, sudah terdengar semburan suara keras."Bam!""Bam, bam, bam!""Bam, bam, bam!"Di luar menara, dua puluh ketapel Pasukan Kota Teratai bergerak bersamaan.Satu per satu bola api besar jatuh dari langit.Beberapa menghantam menara, beberapa menghantam tembok kota. Bagian yang dihantam akan berlubang.Benar saja, asap belerang dan sendawa.Raja Seraphon menggunakan metode pengepungan yang paling mengerikan di era ini.Asap belerang dan sendawa adalah nama bubuk mesiu. Mereka terbuat dari tiga bahan: belerang, sendawa, dan arang. Bisa meledak.Meskipun daya ledaknya tidak sekuat granat kendi anggur yang dibuat oleh Arjuna, ukurannya besar. Belerang, sendawa, dan arang j

Arjuna menyalakan sumbu."Tidak masalah! Lihat saja, Yang Mulia!"Usai berbicara, Junaid melepaskan tangan yang menarik urat ketapel."Siu!"Sepuluh granat yang diikat bersama melayang dengan kecepatan tinggi, membentuk busur panjang di udara.Jenderal Pasukan Kota Teratai masih memimpin pertempuran sedetik sebelumnya, detik berikutnya ...."Bom!"Setelah ledakan besar, terjadi keheningan di dalam dan luar menara.Beberapa detik kemudian."Ah!"Di luar menara, tiba-tiba terdengar teriakan yang cukup menusuk gendang telinga."Wakil Jenderal!""Wakil Jenderal!"Orang-orang di sekitar Jenderal Kota Teratai mulai berteriak. Mereka berlari mendekat, ingin menyelamatkan atau ... mengumpulkan jasadnya."Namun sekarang ....Mereka tidak mungkin menyelamatkannya.Mengumpulkan jasadnya juga mustahil.Karena wakil jenderal itu telah bersatu dengan tanah."Wow, seorang wakil jenderal!"Arjuna mengacungkan jempol pada Junaid lagi. "Kerja bagus!"Para prajurit patroli di sekitar juga bertepuk tangan

"Aish ...."Menghadapi tatapan-tatapan yang penasaran dan kagum, Arjuna terkekeh saja."Aku ini orang yang pikirannya kacau dan tidak tahu arah. Jadi ketika aku membasmi bandit di Kabupaten Damai, aku membuat benda supaya leluasa."Galang tampak tidak ingin bicara.Jika pikiran Arjuna kacau, bagaimana dengan otaknya? Berisi pasta?Bukan hanya Galang yang berpikir demikian, para jenderal yang ada di belakangnya pun sama."Ayo kembali ke topik."Arjuna mengambil sebatang pena dari meja, berdiri di depan meja pasir."Meskipun Pasukan Kota Teratai telah mundur sementara, mereka pasti akan melanjutkan serangan balik besok. Hari ini kita telah mengalahkan empat jenderal mereka berturut-turut. Besok, jenderal mereka pasti tidak akan begitu mendekat.""Atau tidak akan lagi menunggang kuda, tapi mengenakan pakaian prajurit, berbaur dengan para prajurit untuk memimpin pertempuran. Jadi cara hari ini tidak bisa digunakan lagi.""Kalau begitu kita lawan mereka sampai mati. Meskipun mereka memiliki