"Yang Mulia, ular-ular ini namanya ular emas perak. Mereka sangat berbisa, Anda harus berhati-hati."Suara sang permaisuri menjadi lembut lagi.Alangkah cantiknya wanita ular ini."Terima kasih atas peringatanmu, Permaisuri. Kalau begitu, aku juga akan mengingatkanmu. Sebaiknya kamu segera pergi ke pojok dan tutup telingamu."Saat berbicara, tangan Arjuna menyentuh pinggangnya. Dia mengeluarkan dua senapan dari pinggangnya, kemudian menarik pelatuk dengan jari kiri dan kanannya secara bersamaan.Depan, belakang, kiri, kanan.Terdengar ledakan di setiap arah.Kepala, tubuh, ekor dan darah ular beterbangan di kamar tidur sang permaisuri.Pemandangan tersebut sangat kacau dan sadis.Arjuna memegang dua senapan mesin ringan, menginjak tubuh ular emas perak, lalu berjalan menuju kursi malas."Bang, bang, bang!"Serangkaian peluru jatuh."Ah, ah, ah!"Permaisuri yang berjongkok di bawah kursi malas sambil memegang kepalanya, ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia terus berteriak."Permaisuri
Read more