"Kurang ajar!" bentak Permaisuri dengan dingin. "Dia adalah Putri Kedua Negara Darsa, sekaligus permata Kaisar. Bagaimana mungkin dia nggak punya sandaran?"Andini mengerutkan alis. "Maaf, saya salah bicara."Namun, Permaisuri pasti bisa memahami maksudnya. Tidak salah lagi.Permaisuri tertawa sinis. "Sebenarnya aku tahu kamu khawatir aku akan mencelakainya. Tenang saja, dia cuma Putri Kecil yang bahkan belum bisa berjalan. Apalagi, kamu juga sudah lihat kejadian hari ini. Kalau dia kenapa-napa, akulah yang pertama dicurigai. Aku nggak sebodoh itu untuk membuat masalah bagi diriku sendiri!"Mendengar itu, Andini baru merasa sedikit lega. Namun, Permaisuri kembali menambahkan, "Lagi pula, kelak anak seperti ini sangat mudah dihabisi. Ngapain aku repot-repot?"Kelak? Hati Andini tanpa sadar bergetar.Permaisuri sudah berdiri, menatap Andini sambil tersenyum. "Baiklah, sudah larut, sebaiknya kamu segera meninggalkan istana. Ingat untuk mengembalikan token Balai Pengobatan Kekaisaran. Mula
Read more