Akhirnya, hati Andini benar-benar membeku. Bahkan tangisan Putri Kecil tidak mampu menggoyahkan tekad Haira. Dia tidak tahu harus menasihati apa.Andini hanya bisa menarik napas dalam-dalam, menekan perasaan yang berkecamuk di hati, lalu bersiap memberi hormat untuk mohon diri.Namun, belum sempat dia bergerak, Haira kembali membuka mulut. "Kamu murid tabib sakti. Seharusnya bisa menemukan cara untuk membuat Andina tak sadarkan diri tanpa melukainya, 'kan?"Andini tak ingin terlibat dalam urusan ini. "Maaf, saya tak berdaya."Mendengar itu, Haira pelan-pelan mengangguk. Tatapannya jatuh pada pintu kamar yang tertutup rapat. Namun, dia seakan-akan bisa menembus pintu itu, melihat orang di luar."Kalau kamu nggak bisa, biar aku sendiri yang melakukannya. Hanya membuat seorang anak tertidur, apa susahnya?"Yang sulit justru membuat Putri Kecil tetap aman. Namun, jika Andini tidak mau membantu, Haira hanya bisa memakai cara-cara yang akan merusak tubuh Putri Kecil.Saat itu tiba, entah Put
Baca selengkapnya