Andini buru-buru berkata, "Ini semua adalah tabungan hamba selama bertahun-tahun sejak masuk istana. Kalau ditaruh di tempat lain, takutnya dicuri orang. Jadi hamba selalu membawanya, supaya kalau sewaktu-waktu ada yang perlu diurus juga lebih mudah. Benar begitu?"Mendengar itu, salah satu pengawal bertanya, "Kamu menabung selama ini, tapi rela memberikannya kepada kami?"Andini tersenyum kaku. "Hamba juga nggak punya pilihan. Uang masih bisa ditabung, tapi kalau kepala ini terpenggal, tamatlah riwayat hamba. Mohon bantuannya."Kedua pengawal itu merasa ucapan Andini masuk akal. Mereka saling memandang, lalu segera menyelipkan kepingan perak ke saku mereka. Setelah itu, mereka melambaikan tangan. "Sudah, sudah, cepat pergi!""Terima kasih banyak, tuan-tuan!" ucap Andini dengan riang, lalu membawa kotak makanan dan melangkah lebar-lebar pergi.Ketika dia kembali ke balai kesehatan kekaisaran, para tabib yang sedang keluar makan memang belum kembali. Dengan perlindungan Marwa, Andini ma
Read more