Andini masih berpura-pura bingung. "Permaisuri, apa maksud Anda? Apa yang terjadi dengan Putri?"Air mata sudah mengalir di wajah Permaisuri. "A ... aku ... aku memberikan Putri penawar Racun Klenik! Siapa sangka, baru saja menelannya, dia langsung menjerit keras dan memuntahkan segumpal darah hitam ... sekarang ... sekarang dia sudah pingsan dan tak sadarkan diri!"Mendengar ucapannya, Andini tampak seolah terkejut. Dia buru-buru berusaha berdiri, lalu pura-pura oleng dan kembali jatuh duduk di tepi ranjang.Lalu, dengan nada penuh teguran dan kekecewaan, dia berkata, "Bukankah hamba sudah bilang sebelumnya, salah satu langkah saja, maka semua langkah akan salah! Cara menawar racun nggak bisa tergesa-gesa! Hamba sedang mencari caranya, mengapa Yang Mulia begitu terburu-buru? Kalau memang tidak percaya pada hamba, kenapa masih memanggil hamba ke istana?"Kini, Andini berdiri di posisi moral yang tinggi. Dialah yang diabaikan, sementara kesalahan besar malah dilakukan oleh Permaisuri se
Read more