Air mata berlinang. Safira menatap Kaisar, memanggil dengan suara memelas, "Ayah ...."Wajahnya yang penuh kepiluan benar-benar membuat hati siapa pun akan luluh. Kaisar mengernyit, tak berkata sepatah pun.Sementara itu, Karwan membungkuk dan hendak berbicara. Tiba-tiba, Ranti yang mengikuti di belakang Safira berkata terlebih dahulu, "Yang Mulia, Putri sudah sadar akan kesalahannya! Lihat, pagi-pagi sekali beliau pergi ke dapur istana untuk belajar membuat kue. Begitu selesai, langsung dibawakan untuk Yang Mulia!"Sambil berbicara, Ranti pun mengangkat nampan kue ke depan. Kaisar tampak terkejut. Seumur hidup Safira, jangankan membuat kue, bahkan menuangkan teh untuk ayahnya saja sangat jarang terjadi.Harko yang berdiri di samping langsung memahami maksud Kaisar. Dia segera maju menerima kue itu dan meletakkannya di hadapan Kaisar.Kue itu tampak kurang rapi, bahkan ada yang pecah. Namun entah kenapa, Kaisar justru merasa senang saat melihatnya.Melihat pemandangan itu, Karwan meras
Baca selengkapnya