Julian tidak membutuhkan terlalu banyak keluarga yang menemaninya. Di ruang perawatan intensif, sudah ada perawat khusus yang siaga dua puluh empat jam penuh. Laras hanya diizinkan menjenguk tiga kali sehari—pagi, siang, dan malam. Selain itu, ia dilarang masuk. Kakek Abian, Fahira, dan Arham menggandeng Ardan pergi untuk beristirahat, sementara Laras duduk seorang diri di depan pintu ruang ICU. Dari balik kaca, ia bisa melihat putranya terbaring lemah di atas ranjang, tubuhnya dipenuhi perban dan alat medis. Julian sudah sadar, dan sayup-sayup ia mendengar pertengkaran di luar tadi. Yang membuat hatinya runtuh adalah kenyataan pahit: ibunya, yang selama ini begitu menyayanginya, ternyata enggan membayar biaya perawatannya. Ia tahu betul, ayahnya tak punya sepeser pun. Seluruh uang keluarga dikuasai ibunya. Tapi meski begitu, ibunya malah menyuruh ayahnya membayar. Itu jelas terlalu berlebihan. Di mata ibunya, ia kini hanyalah seorang cacat, beban yang tak berguna. Uang yang dik
Last Updated : 2025-08-23 Read more