Penyesalan menusuk hati Laras. Dalam kegelapan, ia mendengar langkah kaki mendekat di luar pintu, diikuti suara lelaki berat yang membuat darahnya berdesir.“Tenang saja. Wanita ini memang sedikit lebih tua, tapi dia masih cantik. Pesonanya masih ada, dan dia pasti mudah dijual.”Wajah Laras pucat pasi. Dijual? Mereka ingin menjualku seperti ternak?Ia tak pernah menyangka hidupnya akan jatuh sehina ini—diperlakukan layaknya barang dagangan.Tak lama, suara lain menyahut, berat dan penuh wibawa.“Baiklah, aku akan melihatnya. Kalau kualitasnya bagus, harga bisa kita bicarakan.”Begitu suara itu terdengar, tubuh Laras bergetar hebat. Ada rasa familiar yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Ia mengenali suara itu—suara yang tidak pernah ia lupakan, suara yang menghantuinya siang dan malam.Dalam kegelapan, matanya membelalak. Dari celah pintu, cahaya senter menyembul, lalu langkah-langkah itu semakin dekat hingga berhenti tepat di depan pintu.Klak!Kunci diputar. Pintu berderit terbuka,
Terakhir Diperbarui : 2025-09-09 Baca selengkapnya