Windi kira Galen akan mengantarkan ia pulang seperti biasa, padahal sengaja tidak bawa mobil.“Aku pergi dulu,” pamit Galen, karena masih ada pekerjaan.Windi menunduk, Belinda merasa iba. “Tenang dulu, Kak Galen memang lagi banyak kerjaan,” ucapnya.“Tapi kayanya ada yang beda deh, iya nggak sih, Bel?” tanya Windi, Belinda bingung dia merasa biasa saja. Karena memang sikap Galen yang dingin, baru-baru ini saja dia ramah pada Windi.“Menurut aku sih, selain karena masalah aku. Kak Galen biasa saja ya, Win.”“Tapi Kak Galen sudah enggak pernah balas chat aku. Padahal dulu, dia masih mau membalas,” ucap Windi sedih. Dia begitu menyukai pria itu.Sudah hampir dapat, tapi sikap Galen malah tiba-tiba berubah begini padanya.“Berusahalah lebih keras lagi, semangat!” Belinda tertawa lalu menepuk bahu sang sahabat.Sementara itu, Iren hanya bengong saja di apartemen. Tubuhnya sudah mengurus, karena tidak nafsu makan.Galen mendesah, sekian makanan dia bawa tapi tidak ada juga yang Iren sentuh
Terakhir Diperbarui : 2025-05-19 Baca selengkapnya