Bab 51 – Mata yang Tak Tertidur Lembah Tenggelam mulai menunjukkan wujud aslinya. Dedaunan yang semula tampak layu kini menyala dengan warna ungu tua. Tanah bergetar, bukan karena gempa biasa, melainkan resonansi dari sesuatu yang jauh lebih besar—lebih tua dari sihir, lebih dalam dari kehendak manusia.Selaneth, makhluk berjubah putih keperakan yang baru saja terbangun, menatap Seo Haneul dengan mata tanpa pupil. Tatapan itu bukan sekadar penglihatan, melainkan penilaian—seolah ia menimbang seluruh isi jiwanya dalam satu pandangan.“Kau berada di batas,” katanya dengan suara yang terdengar seperti gema dari langit dan bumi bersamaan. “Satu langkah ke depan, dan kau takkan pernah bisa kembali menjadi manusia biasa.”Haneul menelan ludah. Ia mencoba bicara, namun suaranya tercekat oleh tekanan yang tak kasat mata. Di antara tangannya, liontin peninggalan ibunya berden
Terakhir Diperbarui : 2025-05-21 Baca selengkapnya