Apartemen Dimas, JakartaRatna menghela napas panjang sebelum mengetuk pintu apartemen Dimas. Di sampingnya, Bu Nani duduk di kursi roda, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Akhirnya Ratna bisa sampai juga ke Jakarta untuk melakukan perawatan ibunya itu.Tak lama kemudian, pintu unit apartemen Dimas terbuka. "Mas, aku antar Ibu," ujar Ratna saat Dimas membuka pintu.Dimas tertegun sejenak, matanya menyapu kondisi ibunya yang semakin kurus. Hatinya teriris, tapi ia segera tersenyum lemah. "Terima kasih, Rat. Kamu harus cepat kembali ke kampung, kan? Jangan sampai telat sekolah."Ratna mengangguk. "Iya, Mas. Aku doakan yang terbaik buat Ibu dan Mas. Nanti kabari aku tentang perkembangan ibu ya.""Tentu saja, Rat."Kemudian, Ratna pun pergi dari hadapan Dimas dan berpamitan juga dengan Bu Nani.Setelah Ratna pergi, Dimas memandangi ibunya yang tertunduk. "Ibu, ayo kita periksa ke rumah sakit besok."Bu Nani mengangguk pelan, air matanya menggenang. "Maafkan Ibu, Nak. Ibu cuma jadi beban
Last Updated : 2025-06-09 Read more