“Jadi ... Prof. Mahendra sudah menjelaskan sebagian besar hal teknisnya?” tanya Leonard dengan nada tenang namun dalam, khas suara pria yang terdengar dominan sebagai seorang pimpinan. Dari lobby tadi ia dan Alma menuju ruang praktek, lalu berbincang di sana. Alma mengangguk, mencoba bersikap profesional meski dalam hatinya ia merasa tak sepenuhnya tenang. “Ya, beliau menjelaskannya dengan cukup rinci saat rapat tadi. Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot datang langsung ke RS Annisa sore ini, Pak Leonard.” Pria itu tersenyum tipis, wajahnya memancarkan ketampanan yang tidak dibuat-buat. Sikapnya sopan, bahasanya terjaga. Tapi entah kenapa, Alma bisa merasakan getaran berbeda dalam tiap kata dan sorot mata Leonard. “Tidak repot, kok. Lagipula aku memang ingin menyampaikannya langsung padamu. Rasanya ... lebih memuaskan kalau bisa menyampaikan niat kerja sama ini tanpa perantara. Terutama karena kamu yang akan jadi kunci proyek ini,” ujarnya sambil menatap Alma intens namun tida
Huling Na-update : 2025-07-19 Magbasa pa