“Alma … Alma, jangan pergi, tolong …." Suara Arhan serak, nyaris tak terdengar saat ia mengejar langkah Alma menuju kamar. Matanya memerah, napasnya tersengal, dan tubuhnya gemetar menahan amarah dan ketakutan yang bercampur jadi satu. “Alma, dengar dulu. Aku minta maaf. Sekali ini saja, tolong dengarkan aku,” ucap Arhan lagi, kini berdiri tepat di depan pintu kamar yang nyaris tertutup. Namun Alma tak menghentikan langkah. Ia berjalan menuju lemari pakaiannya, menarik satu koper besar dari bawah ranjang, dan mulai memasukkan baju-bajunya satu per satu dengan gerakan tenang. Dingin. Tidak tergesa, tapi jelas bahwa ia tak berniat membatalkan niatnya. “Al, aku mohon …,” Arhan mendekat, suaranya pecah. “Aku bersalah. Aku bodoh. Tapi aku masih cinta kamu. Jangan pergi … tolong jangan ….” Alma menoleh sebentar, tatapannya tajam menusuk. “Kalau kamu cinta aku, kamu nggak akan tidur sama Nadine.” Arhan terdiam. Tertampar. Alma juga sudah tidak lagi memanggilnya dengan sebutan 'Mas'. Fe
Terakhir Diperbarui : 2025-07-21 Baca selengkapnya