“Ayahmu istirahat,” kata Rose dengan senyuman kecil di bibirnya, “ayo habiskan sarapannya, setelah itu kita ke kamar.”Anantha mendesah pelan, “Ibu, aku ingin menemui ayah setelah ini.”Khawatir William marah karena tidurnya terganggu, Rose menggeleng. “Tunggu sampai ayahmu bangun, ya.”Bibir kecil itu mengerucut. Semalam, ia tidak bertemu dengan ayahnya dan pagi ini mereka kembali dibatasi dengan sikap ayahnya yang berubah dingin.“Aku hanya ingin melihatnya, Ibu. Setelah itu, kita kembali ke kamarku,” mohon Anantha.Terdiam sesaat, Rose akhirnya mengangguk. Ia akan biarkan Anantha masuk ke kamar sekedar melihat putrinya, setelahnya baru dia akan bawa putrinya untuk menjauh.“Tapi janji, ya. Jangan bersuara.”“Baik Ibu.” Anantha memberikan jari kelingkingnya untuk dikaitkan.Setelah membereskan sisa sarapan putrinya, Rose merapikan kembali makanan untuknya dan William. Ia akan menunggu suaminya lapar agar bisa makan bersama.Di depan pintu kamar, Rose merasa ragu kembali. Tidak yakin
Terakhir Diperbarui : 2025-06-03 Baca selengkapnya