Kanaya mengusap kepalanya seraya mengerucutkan bibir, sebab Matilda sempat memukulnya karena gemas. “Nenek, ini sakit.”Matilda berdecak, “Jangan asal bicara, Rose tidak seperti itu,” katanya seolah membela, “sekarang jelaskan saja bagaimana keseruanmu selama liburan.”Kanaya tersenyum tipis, “Aku sudah jelaskan di awal. Ini liburan yang paling menyenangkan karena hadiah ini adalah darimu Nenek.”“Lalu bagaimana dengan pria yang kukenalkan? Kau menyukainya?” tanya Matilda penasaran. Beberapa Minggu yang lalu, ia memang memperkenalkan Kanaya dengan anak dari rekan arisan berliannya.Kanaya mengeluh, wajah cerianya berubah sendu, “Seperti yang Nenek jelaskan, dia baik, perhatian dan juga dewasa,” kata Kanaya, “tapi aku tidak tertarik menikah terlalu cepat,” sambungnya.“Tidak ada yang memintamu menikah terlalu cepat, tapi usiamu sudah sangat cukup untuk berumah tangga,” ujar Matilda, “kau sudah seperti cucuku, karena itulah aku tidak akan melewatkan semua yang bisa membuatmu bahagia.”K
Terakhir Diperbarui : 2025-04-18 Baca selengkapnya