Arsen menoleh, dia menatap David dengan tatapan remeh. “Cemburu?” ulang Arsen, nada suaranya begitu dingin. “Aku tidak cemburu. Aku hanya memastikan kamu tahu diri." Tanpa memberi kesempatan David untuk membalas, Arsen berbalik sepenuhnya dan melangkah tegas memasuki gedung sekolah, menuju ruang tamu. David terdiam, wajahnya yang tadi penuh ironi kini mengeras, tangannya mengepal di sisi tubuh. Arsen menunggu selama lima menit. Tak lama, seorang wanita paruh baya dengan pakaian rapi masuk, diikuti oleh guru Audrey. “Selamat pagi, Pak Arsen. Saya Bu Siska, Kepala Sekolah,” sapanya ramah seraya menyodorkan tangan. Arsen menyambut jabatan tangan itu singkat. “Terima kasih sudah mau menemui saya, Bu Siska.” Tepat saat Bu Siska hendak mempersilakan Arsen memulai pembicaraan, David datang tanpa permisi, wajah pria itu menunjukkan perpaduan antara kekhawatiran dan rasa kesal. “Maafkan saya, Bu Siska. Saya David, Ayah dari Axel,” kata David cepat, mengabaikan tatapan dingin A
Last Updated : 2025-10-07 Read more