All Chapters of Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya: Chapter 451 - Chapter 460

Keesokan harinya. Arsen dan Lily mengajak Audrey untuk sarapan di restoran yang terdapat di hotel. Kejadian semalam benar-benar sedikit lucu bagi Lily, tapi menjengkelkan untuk Arsen.Rencana mereka menikmati waktu di kamar hotel berdua gagal total. Saat ini mereka sudah berada di restoran dan siap mengambil sarapan. “Kamu mau makan apa?” tanya Arsen saat menoleh Lily yang ada di sampingnya. Dia siap mengambil makanan yang diinginkan Lily. “Itu boleh,” kata Lily menunjuk makanan yang diinginkan. Arsen mengangguk, mengambil makanan yang Lily maksud, lalu memberikan piring yang dipegangnya untuk Lily. Saat Arsen baru saja akan mengambil makanan untuknya sendiri, tiba-tiba ada sapaan dari samping yang membuatnya juga Lily menoleh bersamaan. David menghampiri saat melihat Lily dan Arsen. Dia tersenyum ramah pada Lily, lalu tatapannya tertuju pada Arsen. “Tidak kusangka kita bisa bertemu lagi di sini setelah sekian lama,” kata David. Lily langsung menatap pada Arsen, bertanya-t

Ternyata diam-diam tanpa Ella tahu, Alan membawa Oddy untuk bertemu Bibi Jess.Mereka bertemu di sebuah kids Cafe yang tak jauh dari kediaman Wisnu.Bibi Jess sangat senang saat Alan menghubunginya. Menantunya itu mengatakan bahwa Ella membiarkan Oddy pergi dengannya jadi dia bisa mencuri waktu untuk mempertemukan Bibi Jess dan Oddy.Oddy sendiri begitu senang saat melihat Bibi Jess. Dia memeluk erat neneknya itu dan terus minta dipangku.“Aku sudah menjelaskan ke Oddy, Ma.” Alan membuka pembicaraan. “Aku tidak mau bohong padanya, jadi aku bilang kalau Ella memang tidak suka Oddy dekat-dekat Mama.”Mata bibi Jess langsung melebar mendengar ucapan Alan yang seperti tanpa dosa. Jika bisa, dia ingin memukul pria itu, tapi sadar ada Oddy bersama mereka.Bibi Jess memandang Oddy, dia mengusap pipi cucunya itu kemudian menciuminya,“Oddy kangen.”Mata bibi Jess berkaca-kaca mendengar ucapan Oddy. “Nenek juga kangen Oddy,” balasnya.Alan mengangguk-angguk kemudian menyesap minuman pesanann

Ella langsung duduk di kursi yang disediakan. Dia tampak begitu angkuh dengan setelan berwarna merah menyala.Teddy yang ikut sebenarnya cemas dengan keputusan Ella.Namun, dia juga sudah memiliki rencana lain jika sampai semua yang Ella lakukan akan balik menyerangnya.Penuh rasa percaya diri, Ella mulai mendengarkan pengacaranya berbicara.Pengacara itu menjelaskan tujuan konferensi pers digelar.“Seperti yang sudah kita tahu belakangan, ada kasus di mana banyak pengguna produk kecantikan dari brand M yang mengalami masalah kulit setelah memakai produk. Kita tahu juga bahwa kasus pemalsuan ini juga sudah ditangani oleh pihak kepolisian.”Sorot kamera langsung tertuju pada pengacara Ella, sedangkan Ella bersikap santai seolah tak memiliki kesalahan apa-apa.Ella melirik pada Teddy lalu bergumam di dalam hati. “Yang seharusnya takut itu si pecundang ini, dia pikir aku ini bodoh? Dia bahkan tidak sadar aku sudah merekam obrolan kami kemarin, dia mengakui dengan jelas perusahaannya mema

Di dalam mobil yang membawanya pulang ke rumah, Ella terlihat marah-marah. Beberapa kali Ella memukul kursi dengan tangannya yang mengepal. “Sialan, dia berani datang dan bicara seperti itu di depan wartawan yang sudah aku undang,” amuk Ella. Teddy yang duduk di sebelah Ella membuang muka ke luar jendela, sedangkan Alan hanya bisa menatap dari kaca spion tengah tingkah istrinya itu. Teddy menggelengkan kepala, dia lantas menoleh Ella dan berkata,” Tenanglah! Sekarang kamu harus memikirkan cara agar situasi ini tidak semakin merugikan kita.” “Merugikan kita?” Ella tertawa mencibir lalu menoleh Teddy dengan tatapan benci. “Semua ini ulahmu dan kamu menyeretku ke dalamnya,” amuk Ella. Teddy malah tertawa terbahak-bahak, terang saja Ella dan Alan heran dibuatnya. “Bukankah kamu bisa menikmati semua kemewahan ini karena aku mencarimu, jika aku tidak datang maka kamu tetap saja miskin dan tidak akan bisa menegakkan kepala di depan Lily Mahesa,” ucap Teddy. Alan yang melihat ke

Pagi di Kediaman Wisnu Matahari baru naik setengah ketika suasana rumah besar keluarga Wisnu sudah penuh ketegangan. Di ruang makan, televisi menyala menayangkan berita tentang konferensi pers yang Ella gelar. Suara reporter menggema. "Konferensi pers yang digelar PT WPS berakhir ricuh setelah kedatangan Lily Mahesa, pemilik Mahesa Group yang membawa bukti dugaan pemalsuan produk yang dilakukan pabrik PT WPS. Situasi semakin memanas ketika pengusaha David Hartawan juga memberikan kesaksian terkait penghentian kontrak kerja sama dengan PT WPS karena indikasi kecurangan bahan produksi." Gambar layar televisi menampilkan jelas wajah Ella yang tampak pucat, lalu beralih ke Lily yang dengan tegas mengangkat dokumen di depan wartawan. Soraya duduk dengan wajah masam. Suara mainan Oddy dan tawa anak itu membuatnya emosi. “Berisik sekali anak ini!” Soraya membentak hingga membuat Oddy kaget lalu menangis. Ella yang baru turun dengan baju tidur langsung menghampiri, menggendon