All Chapters of Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya: Chapter 461 - Chapter 470

Kediaman Wisnu – Malam Hari Lampu ruang kerja menyala temaram. Teddy duduk bersandar di kursi empuknya, ponsel di tangannya tak berhenti bergetar. Ella berdiri di dekat jendela, menatap keluar dengan kedua tangan terlipat di dada. Soraya, dengan wajah lelah, duduk di sofa sambil memainkan cincin di jarinya. “Bagaimana?” tanya Teddy. Ella menyeringai, menoleh lalu mengangkat dagunya penuh percaya diri. “Semua sudah beres. Alan bilang lima media besar siap. Tiga portal gosip juga ikut. Belum lagi akun-akun anonim yang sudah dibayar. Besok pagi Mahesa akan jadi bahan hujatan satu negara.” Teddy tersenyum lebar. “Pastikan narasinya seragam. Jangan ada celah. Mahesa melakukan penyuapan ke aparat agar pabrik mereka lolos dari masalah skincare yang merusak kulit konsumen. Semua orang harus percaya itu.” Ella mengangguk, semakin bersemangat. “Aku sudah mengatur semuanya. Bahkan headline mereka akan serempak naik di jam delapan pagi. orang-orang pasti akan menghujat seharian.

Lily datang ke ruangan Dini. Dia senang saat mendapati sahabatnya itu berada di ARS. Seperti biasa, Lily mengajak Dini pergi ke pantry dan berbincang di sana. “Bagaimana malam pertama kalian?” Lily bertanya dengan nada menggoda. Dia membuat Dini yang sedang menuangkan air panas ke cangkir seketika kaget. “Lily, jangan bahas hal yang tidak-tidak,” kata Dini. Suaranya lirih seolah tidak ingin ada orang lain mendengar pembahasan itu. Lily terkekeh, kemudian menyenggol pelan lengan Dini. “Anthony itu, apa tidak bisa menunda pekerjaan untuk mengajak istrinya pergi bulan madu dulu,” ucap Lily. “Sudahlah! Biarkan saja.” Lily mengerutkan kening saat melihat ekspresi wajah Dini berubah. “Ada apa? Kenapa kamu malah jadi sedih begitu, apa ada masalah?” tanya Lily. Dini menggelengkan kepala. “Tidak ada, hanya masih tidak percaya saja aku menikah dengannya. Dia begitu baik, bahkan memperlakukanku seperti ratu, aku sampai ingin menangis." “Ck … kamu itu.” Lily memilih untuk tida

Esoknya di rumah Wisnu. Ella dan Teddy sangat syok melihat berita soal bukti-bukti kalau semua berita yang beredar tentang Mahesa adalah palsu. Sekarang mereka kebingungan, bagaimana caranya menyelesaikan masalah yang malah semakin melebar. “Sudah kubilang padamu, idemu ini tidak masuk akal karena kita juga dari awal sudah salah,” hardik Teddy yang emosi pada Ella. “Kalau kalian tidak menjebakku, aku juga takkan nekat seperti ini. Aku juga harus menyelamatkan diriku sendiri, paham!” balas Ella untuk membela diri. “Cukup!” hardik Wisnu sambil menatap tajam pada Ella dan Teddy. Kepalanya pening, dia baru saja kembali dari luar kota, tapi sudah harus menghadapi masalah serumit ini. Saat keduanya menoleh ke arahnya, Wisnu kembali berkata, “Kalian harusnya mencari solusi, bukan malah berdebat. Semua yang terjadi juga akibat kebodohan kalian!” Teddy kini tak terima dengan amukan sang ayah. Menatap kesal pada Wisnu, dia membela diri. “Aku hanya ingin perusahaan kita tetap

Pagi itu Bibi Jess baru saja selesai memandikan Oddy sebelum bermain dengan Audrey. Setelahnya Bibi Jess melakukan tugasnya seperti biasa. Bibi Jess mengatur sarapan untuk Lily dan Arsen. Dia yang memastikan agar makanan dihidangkan dengan tepat dan benar. Lily dan Arsen sudah duduk menunggu sarapan mereka, saat terdengar notifikasi pesan dari ponsel Lily dan Arsen. Keduanya sama-sama membuka ponsel. Hingga Lily yang pertama kali syok saat melihat berita di sosial media yang membahas soal penusukan yang terjadi di rumah Wisnu. Apalagi berita itu baru saja terjadi pagi ini dan langsung menghebohkan jagat maya. “Apa kamu melihat apa yang aku lihat?” tanya Arsen saat menatap Lily yang kaget. “Soal Ella?” tanya Lily memastikan mereka melihat berita yang sama. Arsen mengangguk, lalu tatapannya tertuju pada Bibi Jess yang ada di ruangan itu. Lily juga menatap ke arah Bibi Jess, membuat wanita itu bingung dengan tatapan Lily dan Arsen. “Ada apa Tuan, Nona? Kenapa kalian mena

Sementara itu Bibi Jess pergi ke kantor polisi untuk melihat kondisi Ella. Dia ada di ruang tunggu, sampai akhirnya polisi membawa Ella masuk ke ruangan itu. Melihat Bibi jess menemuinya, Ella memasang wajah kesal. Dia duduk dengan terpaksa sambil memalingkan muka. Bibi Jess menghela napas pelan melihat sikap tak acuh Ella, hingga dia bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu sampai menusuk Teddy?” Ella kesal mendengar pertanyaan itu. Dia langsung menatap Bibi Jess lalu mengamuk, “Kamu tahu apa? Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan di sana? Aku difitnah, aku dijebak agar masuk penjara. Aku juga tidak sengaja menusuknya, salah siapa dia ingin merebut pisau dariku lalu tertusuk!” Bibi Jess terkejut mendengar Ella marah dan sama sekali tak menunjukkan sopan santun padanya.Belum juga membalas ucapan Ella, Bibi Jess kembali mendengar Ella bicara. “Kalau Mama ke sini hanya untuk menyalahkanku, lebih baik pergi saja!” Bibi Jess membuang napas kasar, melihat mata Ella y