Siapa sangka, Kama yang baru saja bersuara malah kembali bungkam. Dia memalingkan wajahnya dan menunjukkan ekspresi “kamu jangan tanya lagi, aku nggak akan jawab”.Abista lagi-lagi memelototi adiknya, lalu berujar, “Baiklah. Kalau kamu nggak mau kasih tahu aku, nggak usah ngomong. Tapi mulai sekarang, kamu harus patuhi kata-kata Kakak. Kakak suruh kamu ngomong apa, kamu ngomong apa. Jangan bantah kata-kata Ayah lagi.”Baru saja Kama hendak mengucapkan sesuatu, Abista sudah langsung menjewer telinganya hingga dia kesakitan.“Kamu mau patuhi kata-kataku atau nggak?”“Iya, iya, iya!” Kama buru-buru menyetujuinya dengan kesakitan. “Aku akan patuhi kata-kata Kakak. Jadi, Kakak sudah boleh lepaskan telingaku, ‘kan?”“Kalau kamu nggak dikasih sedikit pelajaran, kamu mana mungkin takut sama kakakmu ini.”Abista tidak langsung melepaskan telinga Kama. Dia mendengus dingin, lalu diam-diam membisikkan sesuatu pada Kama.Tidak lama kemudian, terdengar suara tamparan dari sudut itu. Selanjutnya, ka
Baca selengkapnya