Akhirnya, setelah berjam-jam diperlakukan layaknya pelayan pribadi, Juliet bisa bebas dan keluar dari ruangan Karina. Langkahnya terasa berat, napasnya tersengal, dan tubuhnya tampak sangat lemas sekarang. Wajahnya pucat, seperti seseorang yang baru saja keluar dari ruang interogasi. “Ah, aku lapar sekali!” gumamnya sambil memegangi perut. Ia berjalan menyusuri koridor kantor sambil menunduk, mencoba menenangkan detak jantungnya yang cukup kacau. Menahan emosi ternyata jauh lebih melelahkan daripada menangis atau marah karena putus cinta. Juliet tahu, jika tadi ia membalas, hanya akan memperburuk keadaan, namun memilih diam pun tidak membuat semuanya lebih baik. Saat sampai di dekat meja kerjanya, seorang rekan sempat menyapanya, tapi Juliet hanya mampu membalas dengan senyum tipis. Tubuhnya ingin istirahat, pikirannya ingin berteriak, dan hatinya... hancur dalam diam. “Juliet, aku pikir kau mati di ruangan wakil pimpinan tadi,” ucap salah satu rekan kerjanya. Me
Huling Na-update : 2025-05-06 Magbasa pa