Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 54 : Sangat Penasaran

Share

Bab 54 : Sangat Penasaran

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-05-05 21:03:06

Reiner perlahan menoleh ke arah Karina dan berusaha menurunkan ketegangan yang semakin memanas di dalam mobil. Ia tahu, saat ini Karina sedang emosi sekali.

Namun, dia juga ingin Karina bisa sedikit lebih tenang.

“Karina, sudahlah, tenangkan dirimu dulu. Mungkin Wilson memang sudah membuat pilihan. Atau tadi itu cuma kebetulan saja. Kau tidak perlu memusingkan—”

“Aku tidak butuh kau menasihati ku, Reiner!” potong Karina dengan suara tinggi, matanya membelalak penuh emosi. “Dia Sudah sama saja artinya mempermalukan ku. Bisa-bisanya dia menolak ku berkali-kali hanya untuk bersama dengan wanita seperti itu? Apa Wilson benar-benar memiliki selera yang sangat rendah?”

Reiner menghela napas berat, mencoba menjaga ketenangannya. “Aku paham sekali bagaimana perasaanmu. Tapi, kau sendiri juga akan tahu bahwa Wilson pun memiliki pendapat dan pemikirannya sendiri. Sebenarnya, aku sendiri juga sangat terkejut karena tidak menyangka kalau mereka ternyata memiliki hubungan. Tapi, daripada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 217 : Keluarga Bahagia

    Thom menutup laptopnya dengan senyum lega. Hari itu terasa panjang dan melelahkan, tapi begitu ia melihat desain terakhirnya selesai dan terkirim ke klien tepat waktu, rasa lelahnya seakan telah terbayar lunas. Usaha desain grafis daring yang ia rintis dari nol bersama Wilson kini berkembang pesat. Klien terus berdatangan, bahkan dari luar negeri. Ia masih ingat betul bagaimana awalnya ia hanya bekerja dari kamar kecilnya dengan satu laptop tua milik Wilson dulu. Kini, ia memiliki tim kecil yang solid dan jaringan klien yang terus bertambah. Setiap hari Minggu sore, Thom rutin mengirimkan laporan mingguan kepada Wilson, pria itu masih menjadi mentor dalam bisnis. Wilson memang bukan tipe yang banyak bicara manis. Dia tegas, teliti, dan kadang komentarnya terasa menusuk. Tapi Thom tahu betul, di balik ketegasan itu, Wilson benar-benar menyayanginya. Bukan hanya sebagai adik ipar, tapi juga sebagai rekan bisnis yang ia banggakan.

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 216 : Toko Roti Chaterine

    Luis menatap wajah Chaterine yang kini jauh lebih tenang daripada dulu, tidak lagi tegang, tidak lagi haus pengakuan ataupun sebuah status. Wanita itu kini punya caranya sendiri untuk bahagia, dan itulah yang membuat Luis mulai sadar bahwa untuk bisa mendekatinya lagi, ia harus berhenti memaksakan cinta dan mulai menawarkan persahabatan yang tulus. Walaupun berat, nyatanya lebih berat jika hubungannya dengan Chaterine memburuk dan saling menjauhi. Sejak hari di mana keputusan itu diambil, setiap akhir pekan, Luis datang. Bukan dengan setelan jas seperti dulu, tapi dengan kemeja santai dan sebungkus camilan dari toko favorit Chaterine. Kadang membawa roti manis, kadang sekadar teh yang dia tahu disukai Chaterine. Mereka duduk di kursi kayu di teras, mengobrol seperti dua teman lama yang sedang menikmati sisa waktu di hari yang lambat. Tidak ada pembicaraan soal masa lalu yang menyakitkan untuk mere

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 215 : Kesempatan Kedua

    Sore itu, Wilson sedang berada di ruang tengah sambil menemani anak-anaknya bermain ketika Juliet menghampiri dengan membawa dua cangkir teh. Dia duduk di samping suaminya, lalu berkata pelan, “Aku tadi melihat Ayah mu di depan rumah Ibumu lagi.” Wilson diam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Aku tahu. Sudah beberapa kali juga. Kadang dia bantu bersih-bersih, kadang cuma duduk di teras, mengobrol sebentar dengan Ibu. Kadang juga membawa camilan.” Juliet memperhatikan wajah suaminya yang tampak tenang. “Kau tidak merasa khawatir?” Wilson menggeleng pelan. “Dulu aku mungkin akan marah. Tapi sekarang aku cuma ingin melihat mereka tenang, terutama Ibu. Setelah semua yang dia lewati, aku rasa dia pantas memilih sendiri, mau hidup dengan damai sendiri atau memaafkan Ayah dan memulai lagi dari awal.” Juliet menatap Wilson, lalu menggenggam tangannya. “Kau jadi sangat dewasa belakangan ini.” Wilson tersenyum pahit. “Aku cuma belajar dari

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 214 : Usaha Luis

    Luis tertunduk, matanya menatap lantai dengan pandangan kosong. Kata-kata Chaterine terasa seperti bilah tipis yang mengiris pelan-pelan, tidak membunuh, tapi menelanjangi penyesalan yang selama ini dia sembunyikan di balik gengsi dan egonya. Chaterine tersenyum tipis, senyum yang pahit, bukan karena benci, tapi karena luka yang terlalu lama dibiarkan membusuk. “Kesempatan untuk bersama lagi, Luis?” ucapnya pelan, hampir terdengar getir. “Itu hal paling bodoh yang pernah kudengar selama ini.” Luis mendongak pelan, sorot matanya mencari sedikit harapan yang tulus. “Dulu, kau sendiri yang bilang kau tidak pernah mencintaiku,” lanjut Chaterine. “Puluhan tahun aku mencoba tinggal di rumah itu, mencoba menjadi nyonya besar seperti yang semua orang harapkan… tapi kau selalu menunjukkan kebencianmu. Kau mendorong ku jauh-jauh. Kau membuat aku merasa kecil, tidak layak, dan tidak pernah cukup untuk bisa sedikit berharga di hadapan mu.” Dia menari

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 213 : Ketenangan yang Sesungguhnya

    Chaterine duduk diam di kursi tua dekat jendela, tempat yang akhir-akhir ini sering menjadi sudut favoritnya. Angin sore menyentuh lembut tirai tipis yang bergoyang perlahan. Matanya terpaku pada jalan di depan rumah, dan benar saja, sebuah mobil berhenti perlahan di sana. Mobil hitam itu sudah sangat familiar. Itu sudah pasti mobil Luis. Detik itu juga, dada Chaterine terasa berat. Tangannya yang menggenggam mug teh hangat gemetar pelan. Dia tidak bangkit. Dia hanya duduk diam, membiarkan mobil itu tetap di sana sementara pikirannya kembali ke masa lalu, puluhan tahun menikah, bertahan, berharap, meski berkali-kali hanya mendapat tatapan dingin dan kalimat penuh penekanan bahwa “aku tidak pernah mencintaimu.” Kini semuanya sudah berakhir. Pernikahan itu sudah bubar. Namun anehnya, setelah semua ikatan dilepas, Luis justru datang setiap malam. Duduk diam di dalam mobil. Menatap ke rumah ini. Tidak pernah turun. Tidak pernah bicara. Hanya menatap, lalu

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 212 : Kehilangan Kepercayaan

    Beberapa hari setelah pernikahan yang tenang dan penuh ketulusan itu, Reiner dan Karina menerima kejutan dari Veronica. Seorang asisten pribadi datang mengantarkan sebuah map kulit elegan berisi tiket perjalanan, itinerary, dan dokumen reservasi eksklusif. “Ini hadiah bulan madu dari Ibu,” begitu bunyi catatan tangan Veronica yang disisipkan di dalam map. “Nikmati waktumu, Karina. Kau pantas mendapatkan kebahagiaan seutuhnya. Ajak suamimu menikmati hidup.” Karina sempat terdiam membaca surat itu, matanya berkaca-kaca. Veronica memang tidak selalu banyak bicara soal perasaan, tetapi setiap tindakannya selalu memiliki makna yang dalam. Reiner yang duduk di samping Karina langsung menggenggam tangan istrinya, tersenyum penuh makna. Mereka pun memulai perjalanan bulan madu mereka ke berbagai negara yang sudah ditentukan. mulai dari Santorini yang romantis, menikmati senja di balkon hotel tepi tebing, kemudian ke Tuscany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status