“Siapa, Jan?” tanya Sinar berhenti di ruang tamu saat mendengar pintu pagar terbuka. Melihat sebuah mobil masuk ke area carport dan berhenti di samping roda empat milik Janus.“Bang Jer, sama bininya kayaknya,” jawab Janus yang berhenti di bibir pintu. “Masuk ke kamar, gih, Mbak. Aku lihat arah mata angin dulu. Kalau anginnya sepoi-sepoi, nanti aku panggil. Tapi kalau puting beliung, mending kamu di kamar aja. Pura-pura tidur.”Lagi-lagi, Sinar terkekeh karena ocehan Janus. Namun, kali ini ia tidak mengelak. Tubuh dan pikirannya juga sudah sangat lelah. Karenanya, ia memilih masuk dan langsung menuju kamar daripada harus bertemu dengan Jericho.Mungkin terkesan tidak sopan, tetapi, jika benar “angin puting beliung” yang datang, maka lebih baik Sinar berada di dalam kamar. Mencari aman.“Tapi, yang tadi janji, ya, jangan kasih tahu siapa-siapa?” pinta Sinar, terkait keributan singkatnya dengan Elo beberapa waktu lalu.“Beres!”“Makasih, Janus Sayang,” goda Sinar sambil berbalik pergi d
Terakhir Diperbarui : 2025-06-08 Baca selengkapnya