Alia menatap layar ponselnya dengan tangan gemetar. Suara ibunya segera terdengar begitu telepon diangkat.“Alia? Pesan tadi, apakah benar kamu yang kirim, Nak? Apakah kamu baik-baik saja?” suara ibunya terdengar sangat khawatir.Alia menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya, lalu berbicara sekuat tenaga. “Iya, Bu. Alia minta maaf sudah bohong. Tapi, Alia mohon izin dan restu Ibu untuk pernikahan ini.”Ada keheningan sesaat. Suara ibunya terdengar pelan, tegas, namun penuh kasih. “Kenapa tiba-tiba begini, Nak? Apa yang sebenarnya terjadi?”“Alia belum bisa menceritakan semuanya, Bu. Tapi Alia janji akan baik-baik saja,” jawabnya terbata-bata.“Kalau kamu tetap ingin menikah, lakukanlah dengan cara yang benar. Jangan buang martabatmu hanya karena keadaan,” ujar Ibu lembut tapi tegas.“Baik, Bu…” Suaranya tercekat, hanya terdengar isak tertahan. Alia terpaksa menyimpan kebenaran tentang kontrak, agar ibunya tidak khawatir lebih jauh. Hatinya terasa berat, namun ia tahu itu u
Terakhir Diperbarui : 2025-01-22 Baca selengkapnya