Home / Romansa / Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang / BAB 4 - Tolong Jangan Sentuh Aku

Share

BAB 4 - Tolong Jangan Sentuh Aku

Author: Niamh Alora
last update Last Updated: 2025-01-22 10:14:58

Alia menatap layar ponselnya dengan tangan gemetar. Suara ibunya segera terdengar begitu telepon diangkat.

“Alia? Pesan tadi, apakah benar kamu yang kirim, Nak? Apakah kamu baik-baik saja?” suara ibunya terdengar sangat khawatir.

Alia menghela napas panjang lalu mencoba berbicara sekuat tenaga. “Iya, Bu. Alia minta maaf udah bohongin Ibu. Tapi, Alia mohon izin dan restu Ibu pernikahan ini.”

Suara hening sesaat. Lalu suara ibunya kembali terdengar dengan nada lebih tajam dan kecewa.

“ Kenapa mendadak begini? Apa yang sebenarnya terjadi, Nak?.”

“ Alia nggak bisa cerita semuanya, Bu. Tapi Alia janji akan baik-baik saja.“

“ Kalau kamu tetap ingin menikah. Lakukanlah dengan cara yang benar. Jangan buang martabatmu hanya karena putus asa,” sambung Ibu dengan suara pelan namun tegas.

“Baik Bu..” Suaranya tercekat, dan hanya terdengar isak yang tertahan. Alia terpaksa untuk tidak jujur tentang kontrak ini, ia tak bisa menyakiti ibunya lebih jauh.

Tak lama setelah itu, Alia mengetik dengan jari-jari yang gemetar dan mengirimkan pesan singkat ke Darren:

Tuan, bolehkah aku meminta satu permintaan? Tolong hubungi ibuku, pura-pura saja untuk menjadi calon suami yang mencintaiku. Ibuku sedang sakit parah dan aku gak sanggup ibuku tahu tentang pernikahan kita hanya dari media. Aku janji nggak akan menyebut soal kontrak.

Darren membaca pesannya, mendesah kesal dalam diam. Tapi ia membalas:

Nomornya.

Darren akhirnya menghubungi Ibu Alia. Percakapannya singkat namun meyakinkan. Ia berbicara dengan sopan dan lembut, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan kepada siapapun saat ini.

Belum jadi istri sudah menyusahkan saja. Apa gunanya ini semua? Bukankah dia tahu pernikahan ini hanya kontrak sementara?”

Tapi entah kenapa, wajah pucat Alia terlintas dibenaknya sehingga ia tak bisa mengabaikan permintaan wanita itu tentang ibunya.

Sore harinya, Naomi datang ke apartemen tempat Alia tinggal sementara.

“Miss Alia kita pindah sekarang. Tuan Darren ingin Anda segera menempati Apartemen utama.”

Alia kaget. “Kita belum menikah secara resmi. Aku nggak bisa tinggal serumah dengannya sekarang.”

Naomi menatap Alia. “Maaf, Miss Alia. Di Jepang, perjanjian seperti ini biasa dilakukan. Saya hanya menjalankan perintah Tuan Darren.”

Alia menggenggam tali tasnya erat penuh rasa takut membawa kopernya mengikuti Naomi keluar menuju mobil.

Apartemen Darren seperti dunia lain tampak begitu mewah dan modern, namun terasa sangat sepi dan sunyi. Alia melangkah perlahan, matanya mengamati setiap sudut ruangan.

Darren keluar dari ruang kerjanya. “Kau telat 20 menit.”

“Maafkan aku, Tuan.”

Darren menatap koper Alia, lalu berbalik. “Ruanganmu sebelah kanan. Kamar tamu. Jangan pernah menyentuh ruang pribadi saya.”

Alia hanya mengangguk, berusaha menerima kenyataan ini.

Malam tiba, Alia duduk sendirian di ruang tamu, memeluk bantal kecil, TV menyala tapi tak ditonton karena perasaannya yang tak menentu.

Tiba-tiba, Darren muncul dari balik pintu, membawa segelas wine di tangan dan sebuah kotak kecil. Ia duduk di hadapan Alia. Tatapannya sinis melirik Alia dari atas hingga bawah.

Kotak itu didorong dengan ujung kakinya ke arah Alia.

“Buka dan pakailah.” Ucapnya tanpa nada.

Alia membuka kotak itu lalu tersentak kaget. Di dalamnya, tampak sehelai lingerie merah anggun.

“Apa maksud Anda Tuan?” tanyanya dengan suara gemetar.

Darren mendekat, menatapnya dengan sinis. “Kau piki bisa tinggal disini gratis, menikmati semua fasilitasku, dan  aku tak berhak menyentuhmu? Apa kau lupa dengan kontrak yang kau tandatangani pagi tadi?”

"Kita belum menikah Tuan. Ini Dosa. "

Darren tersenyum kecil, mencibir. “ Jangan pura-pura suci, Kau tahu apa yang kau setujui saat menandatangani kontrak itu.”

Darren berdiri dan mendekatkan tubuhnya pada Alia. Dengan ekspresi yang dingin, ia menarik tangan Alia dengan kasar. Alia terkejut dan berusaha menarik diri, namun Darren menekankan tubuhnya hingga Alia terpojok di antara dadanya dan tembok dingin. Napasnya memburu,

"Tolong Tuan... jangan sentuh aku. Aku janji akan melakukan semua yang Anda inginkan setelah kita menikah secara sah. Aku mohon,” mohonnya gemetar.

Matanya berkaca-kaca penuh ketakutan. Saat itu Darren melihat sesuatu yang membuatnya Darren berhenti. Sebuah kalung mungil yang tersembunyi di balik kerah pakaian Alia terjatuh.

Ia menatapnya diam. Liontin itu berukuran kecil, bebentuk hati dan bertuliskan “Mom”.

Darren terdiam cukup lama. Tanpa sepatah katapun ia berlalu pergi meninggalkan Alia, meninggalkan wine yang tak disentuh di meja. Alia jatuh berlutut, air matanya mengalir diam-diam.

Darren berdiri di balkon apartemennya. Tokyo malam itu terasa lebih dingin dan asing. Ia menekan tombol handponenya dan menelpon seseorang. “ Persiapkan semuanya untuk acara pernikahan besok pagi. Pastikan semua berjalan sempurna. Kirimkan tata rias dan pakaian terbaik untuk Wanita itu. “ Ia hendak menutup telpon lalu melajutkan “Undang beberapa media terkenal juga.”

Nada di seberang tampak bingung. “Media, Tuan?”

“Ya biar dunia tahu aku sudah menikah. Dan agar skandal kemaren bisa dikubur dengan dalam.”

Diam lagi. Lalu suara Darren terdengar lebih pelan nyaris seperti gumaman.

“ Tentu, agar ibunya bisa menyaksikan putrinya dinikahi dengan benar.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Amalia Kartika
lanjuttttttt
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 7 - Kamar Rahasia Tanpa Cinta

    Pagi hingga sore berlalu tanpa banyak kata. Alia memilih diam dan sibuk bersih-bersih sekadarnya, menahan gelisah yang terus menggerogoti dadanya tentang hari ini. Darren yang sedang cuti pun tidak muncul dari ruang kerjanya. Tapi ketika malam datang, hawa di rumah itu terasa berubah. Langkah kaki Darren terdengar berat menuruni tangga dari ruang kerjanya.“Naik,” ucapnya singkat, tanpa ekspresi.Alia, yang sedang merapikan buku di rak ruang tamu, spontan menoleh. Jantungnya memompa lebih cepat saat mendengar perintah pria itu. Ia mengikutinya menaiki tangga tanpa bertanya. Tapi ketika Darren membuka sebuah pintu di sisi kanan lorong, Alia merasa aneh. Ini bukan kamar Darren, bukan juga kamarnya. Ia tidak pernah tahu ada ruangan ini di apartemen itu.Pintu itu terbuka. Lampu dinyalakan. Alia menahan napas. Kamar itu terasa asing dan mencekam. Tampak sangat bersih dan steril dengan sprei putih, dinding abu-abu, dan tirai tebal tanpa motif. Tidak ada aroma tubuh, tidak ada sentuhan manus

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 6 - Malam yang Dingin

    Tangannya meremas ujung bantal sebelum membantingnya ke tengah tempat tidur. Tak puas, ia bangkit, meremas kontrak iitu dan melemparnya ke sudut kamar."Apa-apaan hidupku sekarang..." gumamnya lirih.Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menahan perasaan sesak yang tiba-tiba menyerauk. Marah, kesal, kecawa, dan putus asa melebur menjadi satu. Bahkan tangis pun sudah malas mampir. Ia akhirnya memilih bangkit, membuka laptop, dan mulai mengerjakan pesanan design dari para pelanggan.Setidaknya pekerjaan bisa mengalihkan sedikit pikirannya.Baru beberapa saat kursor mengotak-ngatik design itu, gelap menyergap.Suara petir menyambar dari luar, diikuti suara hujan badai. Semua lampu padam."Bisa-bisanya apartemen semegah ini mati listrik? Oh No, dan hanya aku dan dia di rumah ini sekarang,” keluhnya panik.Ia meraba-raba kasur, mencari ponsel, tapi tak juga menemukannya. Sejak kecil, Alia sangat takut dalam gelap.Dengan langkah gugup, ia membuka pintu kamar dan melangkah keluar

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 5 - Pernikahan Dingin

    Ketukan pintu terdengar samar di antara keheningan pagi.“Miss, ayo bangun. Pernikahan akan diadakan pagi ini. Gaun dan riasan sudah siap. Kita harus sampai di hotel 1 jam lagi.”Naomi sibuk menyibak tirai jendela besar kamar itu, membiarkan cahaya pagi Tokyo masuk. Suaranya tegas, penuh tekanan, namun tetap terdengar profesional. Ia sambil menunjuk pada dua staf yang membawa beberapa kotak berisi makeup dan gaun berlapis-lapis.“Menikah pagi ini?” Alia membelalak.Ia segera duduk dan melangkah keluar kamar, melewati lorong hotel yang kini penuh dengan lalu-lalang orang-orang berpakaian formal.“Apa yang pria itu inginkan dariku? Bukannya tadi malam dia tak ingin adanya pernikahan secara resmi?”Alia menarik napas panjang, menghampiri Naomi yang tampak sibuk mengurus gaun yang akan Alia pakai.“ Naomi, aku ingin bicara dengan Tuan Darren. Please, hanya sebentar saja.”Naomi melirik jam tangannya, “Maaf, Miss. Saat ini tidak mungkin, Tuan Darren sedang bersiap dan tidak bisa diganggu se

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 4 - Tolong Jangan Sentuh Aku

    Alia menatap layar ponselnya dengan tangan gemetar. Suara ibunya segera terdengar begitu telepon diangkat.“Alia? Pesan tadi, apakah benar kamu yang kirim, Nak? Apakah kamu baik-baik saja?” suara ibunya terdengar sangat khawatir.Alia menghela napas panjang lalu mencoba berbicara sekuat tenaga. “Iya, Bu. Alia minta maaf udah bohongin Ibu. Tapi, Alia mohon izin dan restu Ibu pernikahan ini.”Suara hening sesaat. Lalu suara ibunya kembali terdengar dengan nada lebih tajam dan kecewa.“ Kenapa mendadak begini? Apa yang sebenarnya terjadi, Nak?.”“ Alia nggak bisa cerita semuanya, Bu. Tapi Alia janji akan baik-baik saja.““ Kalau kamu tetap ingin menikah. Lakukanlah dengan cara yang benar. Jangan buang martabatmu hanya karena putus asa,” sambung Ibu dengan suara pelan namun tegas.“Baik Bu..” Suaranya tercekat, dan hanya terdengar isak yang tertahan. Alia terpaksa untuk tidak jujur tentang kontrak ini, ia tak bisa menyakiti ibunya lebih jauh.Tak lama setelah itu, Alia mengetik dengan jari

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 3 - Kontrak Pernikahan

    Alia berdiri kaku di depan Menara Saphir, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menembus langit Tokyo. Cuaca yang dingin membuat tangannya semakin menggigil. Napasnya tersengal, bukan karena lelah berjalan, tetapi karena kecemasan yang menghantuinya.Lantai 58 Menara Saphir, ruangan pertemuan yang tampak megah namun terasa begitu menyeramkan. Alia berdiri di hadapan Darren yang sedari tadi tampak duduk menunggu di ruang kerjanya. Jarak mereka yang semakin dekat membuat jantung Alia terasa ingin meledak. Tanpa basa-basi, Darren menyodorkan map berwarna hitam dengan logo perusahaan di pojoknya."Ini kontraknya. Bacalah. Pastikan kau mengerti semua pasalnya.""Tapi Tuan, kenapa aku yang terpilih? Apakah Anda yakin?" Alia bertanya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam ketegangan ruang itu.Darren hanya menatapnya datar. "Saya tidak akan repot-repot memanggil seseorang ke sini kalau saya belum yakin."Alia merasa sangat kaget dan tanpa bertanya membuka map itu dengan tangan sediki

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 2 - Keberangkatan Penuh Rahasia

    “Kakak yakin ini bukan penipuan ?” suara Amira nyaris tenggelam oleh suara kendaraan di jalan. Seragam SMAnya yang lusuh, tapi rapi. Matanya sembab.Alia mengangguk pelan menatap adiknya yang masih berdiri di depan pintu. “Kamu nggak perlu khawatir adek, kalau iya, aku bakal segera pulang. Tapi kalau nggak aku coba sekarang, kesempatan ini mungkin nggak bakal datang lagi. Mungkin aku bakal menyesal seumur hidup.”Ibunya memeluk Alia erat, mencoba menyimpan semua kecemasannya dalam dada. “Jaga diri Nak, jangan gampang percaya orang apalagi jauh di negara orang… Sholat jangan tinggal, ya, Nak.”Alia hanya bisa mengangguk. Dalam pelukan ibunya, aroma sabun cuci dan masakan rumah membuat dadanya sesak dan penuh rasa bersalah. Ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Ia tidak akan bekerja di perusahaan biasa. Ia telah menandatangani kontrak untuk sesuatu yang jauh lebih misterius , sesuatu yang tentu akan melukai hati Ibu dan Adiknya.Darren Khalid, nama itu terus bergema tanpa henti di ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status