Home / Romansa / Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang / BAB 5 - Pernikahan Dingin

Share

BAB 5 - Pernikahan Dingin

Author: Niamh Alora
last update Last Updated: 2025-01-22 10:19:02

Pagi itu, ketukan pintu terdengar samar di antara keheningan kamar.

“Miss, ayo bangun. Pernikahan akan diadakan pagi ini. Gaun dan riasan sudah siap. Kita harus sampai di hotel satu jam lagi,” suara Naomi terdengar tegas, penuh tekanan namun tetap profesional.

Alia membuka mata, jantungnya berdegup kencang. Rasanya berat untuk bangun, seolah tubuhnya menolak kenyataan yang menunggunya. Ia segera duduk, menatap Naomi yang sibuk menyibak tirai jendela besar, membiarkan cahaya pagi Tokyo masuk. Dua staf di belakang Naomi membawa kotak-kotak berisi makeup dan aksesoris-aksesoris mewah.

“Menikah pagi ini?” bisik Alia, matanya membelalak, masih belum percaya semuanya terjadi begitu cepat.

Naomi menatapnya sekilas. “Ya, Miss. Kita tidak punya banyak waktu. Segera bersiap, kita tidak boleh terlambat.” Suaranya datar, seakan apa yang sedang terjadi hanyalah rutinitas biasa baginya.

Alia menelan ludah, jantungnya makin berdebar. Sambil dirias, ia memandang ke cermin. Wajah yang dipoles kuas tampak cantik dan sempurna. Tapi hatinya? Kosong. Ada jeda aneh antara senyum tipis di bibirnya dengan kegelisahan yang terus menekan dadanya. Apakah ini benar jalan terbaik?

Ballroom hotel bintang lima itu telah disulap menjadi ruangan mewah. Lampu kristal bergemerlap, bunga-bunga putih tersusun rapi, dan karpet merah membentang menuju pelaminan. Para tamu mulai berdatangan. Investor, tokoh bisnis Jepang dan internasional, semua berpakaian elegan dan penuh wibawa. Kamera media berjejer, mengabadikan setiap sudut, seolah ini bukan pernikahan, melainkan pertunjukan besar yang dipentaskan untuk publik.

Alia duduk di kursi belakang, diam. Ia menyadari semua ini hanyalah formalitas. Sebuah tontonan. Bukan momen pribadi, melainkan panggung besar yang harus ia mainkan perannya dengan sempurna.

Tak lama kemudian, Darren muncul. Jas hitam klasik membungkus tubuhnya dengan sempurna, dasi kupu-kupu menambah kesan formal. Tatapannya lurus, dingin, dan tenang. Sama sekali tidak menunjukkan kegugupan atau perasaan apa pun.

Ketika penghulu memulai, suasana berubah hening. Semua mata tertuju pada Darren.

“Saya terima nikahnya, Siti Nur Alia binti Malik Hakim, dengan mas kawin logam mulia 100 gram tunai,” ucap Darren tanpa ragu. Suaranya tegas, jelas, dan sama sekali tidak bergetar.

Alia menelan ludah. Dalam hatinya berkecamuk banyak pertanyaan. Bagaimana bisa Tuan yang dingin ini melafazkan akad sefasih itu?

Tepuk tangan terdengar samar, beberapa tamu tersenyum puas. Sorak kecil terdengar di sudut ruangan. Namun bagi Alia, hatinya dipenuhi rasa lega bercampur takut. Ia menunduk, lalu dengan perlahan mendekat ke Darren.

Tangannya gemetar saat meraih tangan dingin milik pria itu. Dengan penuh hormat, ia menunduk dan mencium tangan suaminya.

“Semoga Allah memberkahi rumah tangga kita, Tuan. Meskipun hanya sementara…” bisiknya pelan.

Darren hanya diam. Tatapannya tetap datar, bahkan sedikit kaku, seakan tidak ingin ada emosi di balik ritual sederhana itu. Ia menarik tangannya perlahan, lalu menoleh ke arah tamu dengan ekspresi profesional.

Bagi Alia, momen singkat itu lebih dari sekadar formalitas. Meski Darren dingin, ia merasa sedikit lebih tenang. Setidaknya ia sudah menunaikan adab sebagai seorang istri.

Kamera media sosial langsung ramai. Headline bermunculan:

“Skandal Cinta Terbantahkan: CEO Muda Darren Khalid Menikahi Kekasih Misteriusnya”

“Pernikahan Spektakuler Tuan Muda Darren Khalid dan Kekasihnya”

Alia melihat berita itu di layar ponsel, matanya kosong. Naomi menghampiri, berbisik, “Semua orang membicarakan kalian, Miss. Skandal benar-benar sudah terbantahkan.”

Alia hanya mengangguk lemah. Baginya, ini awal dari babak baru yang penuh tekanan.

Malam tiba. Usai semua tamu pulang dan acara selesai, mereka kembali ke apartemen. Alia langsung masuk kamar, merebahkan tubuh yang lelah. Pikirannya penuh dengan wajah ibu dan adiknya. Hatinya berbisik ingin pulang, tapi kakinya terikat kontrak.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar terbuka. Darren masuk. Wajahnya tetap datar.

“Mulai hari ini, kau sudah sah menjadi istri saya. Saya tidak akan mengganggumu malam ini,” ucapnya singkat.

Ia lalu mengeluarkan map hitam tipis dan menyerahkannya ke tangan Alia.

Alia menatap map itu dengan bingung. “Apa ini, Tuan?”

“Salinan kontrak yang sudah kita setujui waktu itu. Bacalah kembali baik-baik,” Darren menatapnya tajam, perfeksionis seperti biasa. “Saya tidak ingin ada kesalahan sedikitpun. Semua langkahmu harus sesuai etika, hukum, dan kesepakatan. Jika ada pelanggaran, konsekuensinya jelas.” Darren langsung meninggalkan Alia begitu saja, tanpa menoleh lagi.

Alia membuka halaman demi halaman. Matanya membelalak saat menemukan satu pasal yang baru diperhatikannya:

“Pihak yang melanggar kontrak wajib membayar pinalti sebesar ¥17.999.227.”

Alia menatap dokumen itu dengan tangan gemetar."Apa-apaan ini? Pinalti sebesar ini?"

Meski tidak ada kewajiban fisik yang membebani tetapi tekanan untuk selalu terlihat sempurna, menjaga etika sesuai tradisi negara yang asing baginya, dan menjalankan peran publik terasa sangat berat. Alia merasa tidak sanggup untuk tetap menjalani peran ini selama 1 tahun.

Ia membaca ulang kontrak itu, memastikan semua yang tertulis tetap sesuai syariat dan kesepakatan mereka.

“Syukurlah setidaknya isi kontrak yang lainnya masih sama karena mungkin saja pria dingin itu menjebakku lebih dalam dari pinalti besar itu. Tenang, Alia. Semua ini demi keluargamu… Aku harus kuat,” bisiknya pelan, menutup mata mencoba menenangkan diri sebelum tidur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 13 - Istri Kontrak yang Merepotkan

    “Kau tidak terbiasa bangun pagi rupanya,” gumam Darren tanpa menoleh dari tablet.Alia yang baru melangkah ke ruang makan terdiam sejenak. Tangannya masih basah setelah mencuci muka. Ia menarik kursi pelan.“Maaf Tuan, saya tidak enak badan” sahutnya, mencoba terdengar tenang, walau ujung telinganya memerah.Darren duduk di sisi meja, mengenakan kemeja hitam yang rapi. Rambutnya masih sedikit basah dan jam digital di tangannya menyala. Ia tampak siap ke kantor.Alia duduk, hendak menuang teh jahe dari termos. Tapi saat itu juga, tangannya goyah. Teh panas menyiprat ke punggung tangannya dan ke lengan kemeja Darren.“Astaga, maaf!” serunya.Darren menoleh cepat, tapi ekspresinya tetap dingin. Ia melihat noda basah di lengannya lalu beralih ke tangan Alia yang merah.“Kau tidak bisa fokus,” katanya datar, “Jangan lakukan hal berbahaya seperti ini.”Alia buru-buru berdiri. “Saya bersihkan sekarang baju Anda...” ucapnya panik lalu tanpa berpikir, ia membuka dua kancing atas kemeja Darren

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 12 - Panggilan Malam Itu

    “Kau yang memberikan selimut ini?” suaranya serak dan rendah.Alia yang masih berdiri di sisi sofa, belum beranjak, kaget mendengar suara itu. Ia berbalik dan melihat Darren menggeliat kecil, membuka mata setengah.Alia mengangguk pelan, “Anda tertidur di sofa, Tuan. Saya cuma tidak ingin melihat Anda membeku kedinginan.”Darren menatap ke arah selimut yang kini tak begitu rapi menyelimuti tubuhnya. Matanya masih berat. Ia duduk perlahan, menyentuh pelipisnya sebentar.“Kau kenapa ke sini?” gumamnya.Alia tidak langsung menjawab. Ia memalingkan wajah sedikit lalu berkata pelan, “Saya hanya tidak sengaja lewat.”Darren berdiri. Tubuhnya tinggi, postur tegak seperti biasa, tapi bahunya tampak sedikit menurun. Ia berjalan pelan ke arah kamarnya lalu berhenti di ambang pintu.“Besok malam,” katanya tanpa menoleh, “Kamar rahasia.”Alia menoleh cepat. Matanya membesar sedikit.“Kenapa?”“Hari Jumat,” jawab Darren datar, “Kau pasti tahu apa yang saya maksud. Dan itu bagian dari pernikahan kit

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 11 - Rahasia Malam Itu

    “Kalian tidur nyenyak semalam?” tanya sang nenek.Darren mengangguk pelan, “Ya Nek, terima kasih sudah menerima kami disini.”“Syukurlah. Sebentar lagi sarapan siap. Tapi sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih pada Alia,” ucap kakek, “Jarang ada menantu yang mampu menyeimbangkan sopan santun dan keyakinan seperti kamu.”Alia tersenyum, menunduk sopan. “Terima kasih, Kek, Nek. Aku merasa sangat diterima di sini.”Setelah sarapan sederhana dengan grilled salmon dan nasi hangat, Darren memberi isyarat ke Alia untuk bersiap-siap.“Kami harus kembali ke Tokyo,” ucap Darren.Kakek mengangguk, “Tentu. Pekerjaan menunggumu. Tapi jangan lupa, kami menunggu kabar baik.”“Doakan saja, Kek,” jawab Darren, nyaris tanpa ekspresi, meski nada suaranya terdengar lembut.“Terima kasih sudah datang sayang. Untukmu” ucap sang nenek, menyodorkan kotak kecil berbungkus kain furoshiki ke Alia. Alia menerimanya dengan dua tangan dan membungkuk hormat.“Itu adalah sisir kayu sakura. Bukan barang mahal.

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 10 - Rumah Kakek Nenek

    Alia menatap pantulan dirinya di cermin. Ia baru selesai mengenakan inner berwarna nude dan kerudung polos biru muda berpadu dengan setelan rok floral dan blouse puffy yang sopan dan feminine. Outfitnya sudah cukup bagus untuk bertemu dengan keluarga Darren. Alia menghela napas pelan, berusaha menenangkan dirinya. “Aku merasa seperti akan sidang keluarga kerajaan,” gumamnya gugup.Setelah mematut dirinya lagi di cermin, Alia akhirnya keluar dari kamar. Ia menemukan Darren yang sudah menunggunya di ruang tengah.Pria itu mengenakan coat biru gelap, benar-benar berpadu dengan tubuh atletisnya. Mata Darren, menatap Alia dari ujung kepala sampai kaki, seolah sedang menilai Alia.“Jaga sikapmu, mereka sangat ketat dalam penilaian.”Alia hendak mengangguk, tapi langkahnya terhenti saat Darren menambahkan, “Selama di rumah kakek dan nenek, saya peringatkan lagi jangan menggunakan panggilan formal. Pakai aku dan kamu.”“Paham,” balas Alia cepat. “Ayo, kita harus berangkat sekarang. Mobil su

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 9 - Hari Tanpa Dia

    Darren: Kau boleh tidur di kamar mana pun malam ini. Gunakan senyaman mungkin. Kunci kamarku dan kamar rahasia ada di laci ruang kerja. Naomi tidak menginap malam ini. Jangan buat kekacauan. Saya besok pulang.Alia membaca pesan itu berkali-kali. Ada yang aneh. Biasanya, Naomi yang selalu menemani. Kenapa malam ini tidak? Dan malam ini...“Dia memberiku akses ke kamar itu? Tanpa dia?”Meskipun masih bingung, Alia menuruti ucapan Darren. Alia masuk ke ruang kerja dan membuka laci kecil. Dua kunci tergeletak di sana. Ia mengambil keduanya lalu mengarah ke kamar Darren.Melalui lorong kamar Darren, dengan pelan Alia membuka pintu kamar rahasia itu lagi. Kamar itu… Bersih. Tidak ada jejak kejadian malam itu. Semuanya tampak baru dan tertata.Alia menoleh pada satu kantong laundry di sudut ruangan dan membukanya. Seprai itu sudah bersih. Bahkan diberi pewangi yang lembut. Naomi mungkin yang mengurus semuanya? Alia menggeleng-geleng. Tidak mungkin Naomi, dia tidak bisa masuk ke kamar ini.Di

  • Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang   BAB 8 - Setelah Malam Itu

    “ Ya Allah… Jam berapa ini? Aku terlambat!”.Alia terlonjak dari kasur dan mendapati dirinya masih terbungkus selimut di kamar steril. Kepalanya berat, tubuhnya remuk, dan matanya sembap akibat menangis semalaman. Tangannya refleks menarik selimut dan saat itu pandangannya tertumbuk pada seprai putih yang ternoda merah di tengahnya.“Astaga… apa yang sudah aku lakukan?” bisiknya.Dengan gemetar, ia buru-buru melipat seprai, menggulungnya seperti menyembunyikan bukti kejahatan. Namun sebelum ia bisa kabur ke kamar sendiri, ketukan pelan terdengar dari balik pintu.“Alia. Buka.” Itu suara Darren. Datar, tapi terdengar terdesak.Alia panik dan menyambar pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia segera lari ke kamar mandi. Tak lama kemudian, Alia keluar dari kamar mandi. Ia berjengit kaget ketika melihat Darren sudah ada di kamarnya. Pria itu menatapnya tidak sabaran kemudian langsung meraih pergelangan tangannya, menariknya dengan cepat.”“Tunggu, Tuan Darren.” Alia menahan nafas, menoleh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status